Chapter 39

2.2K 163 7
                                    


Flashback on

Kevlar menyesap perlahan kopi panasnya sambil mengamati grafik di layar ponselnya. Padangannya terarah pada lampu hijau yang berkedip kedip di pesawat telepon yang ada di atas meja kerjanya. Kevlar menekan tombol speaker.

"Ya?"

"Ada Pak Ryan di line satu, ingin bicara, katanya urgen."

"Ryan?" kening Kevlar berkerut saat mendengar suara Nadya.

"Dia mengancam, bapak akan menyesal jika bapak menolak teleponnya."

"Brengsek, pria songong itu sudah mulai berani mengancam, baik akan kuterima." Kevlar menekan tombol di pesawat telepon, menerima telepon dari Ryan.

"Ada apa? Aku tidak ingin berbasa basi busuk dengan dirimu." suara Kevlar terdengar dingin.

"Dimana Denada?"

"Apa urusanmu?"

"Jawab saja di mana? Aku melihat sosok gadis mirip Denada dibopong seorang pria keluar dari arah resortmu, sialan!"

"Tunggu, apa maksudmu?" Kevlar memberi kode ke arah Gerald. Gerald tampaknya langsung paham dan segera membuat panggilan di ponselnya.

"Aku hanya ingin memastikan jika yang kulihat itu salah."

"Kau mengikuti kekasihku sampai ke resort, ha?"

"Ya.. Aku akui...aku ingin mengajaknya nongkrong di cafe..."

"Brengsek....!" Kevlar memaki keras, namun pandangannya mengarah ke arah Gerald yang wajahnya tampak memucat.

"Denada tadi memang memotret di area resort, dan menghilang setelah ke toilet. A1 tidak bisa menemukannya." suara Gerald terdengar gugup.

"Brengsek...! A1 tidak becus menjaganya!" Kevlar memaki kasar.

"A1?"

"A1 adalah bodyguard Denada, dan dia kehilangan Denada saat dia ke toilet di area resort argghhh." Kevlar menggeram frustasi.

"Oke fix, berarti kecurigaanku terbukti, wanita yang dibawa adalah Denada. Denada sudah diculik. Siapkan orang orangmu, aku tidak bisa mengambil resiko dengan bertindak sendirian."

"Kau di mana? Kenapa kau tidak hentikan pria itu? Kau cuma lihat lihat saja?"

"Aku tidak mau mengambil resiko, jika aku mengejar pria itu dan gagal atau ternyata salah, urusannya bisa runyam. Aku mengikuti mobil yang membawa Denada. Aku akan kirim live locationku. Cepatlah... Kita tidak tau apa maunya orang orang itu."

DESTINY (TAMAT) Onde histórias criam vida. Descubra agora