Chapter 31

2.7K 166 26
                                    


Denada menarik nafas panjang sebelum membuka amplop tersebut dan membaca hasil tes DNA tersebut.

Wajah Denada memucat dan tangannya bergetar

"What's wrong girl?" Kevlar menyadari perubahan raut wajah Denada.

"Tidak mungkin." Denada menggelengkan kepala sambil menyodorkan kertas hasil tes DNA ke arah Kevlar dengan tangan gemetar.

Kevlar menerima kertas itu, membacanya sekilas, raut wajahnya ikut menegang dan tampak kaget.

Mata Kevlar menelusuri tulisan di atas kertas berulang ulang. Di sana tertulis bahwa Denada Parmadita dan Clara Hadrian memiliki kesamaan DNA identik 99% dan itu berarti jelas mereka adalah ibu dan anak.

"Tunggu dulu." Kevlar bergumam serak, tampak berpikir.

"Jika aku adalah anak kandung dari tante Clara, berarti Julian adalah kakakku. Lalu kenapa aku dinikahkan dengan kakakku?" Denada menatap nanar, ada kebingungan dan rasa kaget memenuhi raut wajahnya.

"Tidak... Ini jelas ada yang salah. Pasti ada alasan, dan alasannya harus logis." Kevlar bergumam pelan sambil menarik tubuh Denada dalam pelukannya.

"Jelas salah. Karena aku menikah dengan saudaraku sendiri. Apakah Julian tau hal ini? Sampai ia tidak ingin menyentuhku dan kami pisah kamar?" Denada berbisik lirih

"Entahlah, kita tidak bisa mengambil kesimpulan begitu saja hanya karena selembar kertas. Kenapa tidak menemui mereka, girl?"

"Bertemu?"

"Yup, bertemu dengan mereka. Why not? Klarifkasi, minta penjelasan."

"Aku belum siap...." Denada menggeleng pelan.

"I know, it's okay. Semuanya memang mengejutkan. Tapi jika kau sudah siap, kau harus mendengar sendiri apa yang menjadi alasan mereka. Kenapa mereka menikahkan dirimu dengan saudaramu, atau mungkin ada rahasia lain yang mereka sembunyikan. Who knows, girl."

"Entahlah...."

"Mengetahui alasan sesungguhnya jauh lebih baik daripada hanya menebak nebak dan membuat hal ini jadi beban pikiran." Kevlar mengecup pucuk kepala Denada.

"Aku takut.... Terlalu takut."

"Kau mau kutemani?"

"Kau mau?"

"Everything for you, girl. Jika kau sudah siap, aku bisa meminta Gerald mengatur pertemuan kau dan orang tuamu "

"Aku..... Aku.... Ingin secepatnya masalah ini selesai.... Tapi aku juga takut." Denada bergumam, lirih, menatap Kevlar. Denada meremas jemarinya dengan cemas.

"I know, kadang mengetahui kebenaran sangat menakutkan dan mungkin menyakitkan. Tapi apa kau ingin hidup dengan penuh rasa penasaran? Menurutku, lebih cepat lebih baik... "

"Hari ini atau besok?" Denada menatap Kevlar.

"Kau yakin?"

"Jika kau menemaniku, Kei." Denada menggigit bibir bawahnya berusaha menahan rasa gelisahnya.

"Oke, aku akan menghubungi Gerald untuk mengatur pertemuan dengan om Bayu dan tante Clara." Kevlar bangkit dan meraih ponselnya, tampak berbicara dengan suara kecil di ponsel sebelum mengakhiri panggilan.

"Mandilah girl. Setelah itu kita makan. Atau kau ingin kumandikan?" Kevlar menyeringai kecil, tampak mesum.

"No....." mata Denada membelalak kaget, mana ada kamus mandi bersama yang sekedar mandi dalam otak Kevlar, pasti ujung ujungnya adalah hal hal berbau mesum. Denada belum siap, apalagi sisa sisa pertempuran mereka semalam masih terasa perih dan meninggalkan rasa tak nyaman.

DESTINY (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang