Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Terlihat seorang lelaki manis tidak sadarkan diri di atas tempat tidur di dalam kamar yang bisa kita pastikan kamar rawat pasien kelas VVIP itu.
Wajahnya pucat dengan selang infus yang mengalirkan cairan melalui pergelangan tangannya.
Lelaki itu tidak sendiri, sedari tadi ia ditemani oleh seorang lelaki lain yang tidak kalah pucat darinya, bedanya lelaki jangkung itu pucat karena khawatir dengan keadaan orang didepannya.
Pikirannya penuh dengan penyesalan yang telah membuat orang di depannya ini jatuh pingsan dan bisa di pastikan karena kelelahan.
Lelaki jangkung itu, Namjoon memegang lengan pucat lelaki manis di depannya. Menyesal membuat orang itu tidak sadarkan diri.
"Min Yoongi.."
Kenapa dia bisa melakukan ini semua, ia tahu ia sudah keterlaluan karena memperkerjakan Yoongi tanpa istirahat hanya karena perasaan kesalnya pada Yoongi yang terlihat menjauhinya dan malah dekat dengan sang kakak. Kalau bisa di bilang ia cemburu? Namun ia tidak mau mengakuinya.
"Permisi"
Namjoon sedikit terlonjak kaget saat seorang Dokter masuk kedalam ruangan putih itu.
"Dokter, bisakah anda menjelaskan apa yang terjadi padanya?"
Dokter menatap Namjoon dengan tatapan serius sebelum akhirnya menanyakan sesuatu.
"Apakah anda partner dari tuan Min Yoongi?"
Namjoon terdiam saat mendengar pertanyaan Dokter, ia terdiam sebentar sebelum akhirnya meyakinkan diri untuk menjawab.
"Bukan, saya hanya rekan kerjanya saja."
"Kalau begitu, mohon maaf saya tidak dapat memberitahukan perihal ini kepada anda. Hal ini bersifat rahasia dan hanya bisa diberitahukan kepada keluarga, atau partner dari tuan Min Yoongi."
Mata Namjoon membulat pada saat Dokter mengatakan hal tersebut. Namjoon bukan orang bodoh yang tidak mengerti arti Rahasia dan hanya bisa di beritahukan kepada parnter Yoongi. Ia tahu bahwa pasti ada sesuatu pada tubuh Yoongi.
"Tuan, jika anda tahu dimana keluarga atau partner dari tuan Min Yoongi saat ini. Bisakah kabarkan kepada mereka untuk datang kemari?"
Namjoon menatap Dokter itu dengan tajam, ia mengepalkan tangannya sebelum mengambil ponsel di dalam saku jasnya, menekan beberapa tombol sampai sambungan telpon terdengar dari sebarang sana.
"Halo. Namjoon, ada apa?"
"Kim Seokjin! Cepatlah kemari, akan kuberi waktu kau 2 jam setelah aku memberikan alamatnya."
"Huh? Yak apa yang barusan kau katakan pada hyung m..."
Namjoon mematikan sambungan telpon itu sepihak, tidak membiarkan kakaknya itu berbicara sampai selesai.
