11 | Menikah?

218K 24.3K 774
                                    

[ Happy reading ]





Zea tersenyum, melihat penampilannya yang sudah rapih menggunakan seragam sekolah.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat cewek itu menoleh, kemudian dengan segera ia membuka pintu kamarnya.

Pandangannya langsung tertuju pada Althan yang sedang berada di hadapannya.

"Elgara masih tidur?" tanya cowok itu seraya berjalan mendekati bocah yang tengah tertidur.

Zea mengangguk. "Awas nanti malah kebangun, Althan." cewek itu memperingati.

Althan mengangguk. "Iya sayang, kamu bawel banget ih." jawabnya.

"El, Mommy bawel banget ya?" bisik cowok itu pada balita yang masih tertidur.

Perempuan itu memanyunkan bibirnya kesal mendengar jawaban dari Althan. Sungguh cowok itu sangat suka menjahilinya.

"Sayang, sayang mulu lo!" pekik Zea sembari mencubit pergelangan tangan Althan.

Cowok itu tertawa puas. "Habisnya lo itu lucu. Lucu banget sih!" godanya lagi. Kemudian dia mencubit pipi Zea, gemas sendiri.

Zea memalingkan wajahnya merasa malu, ia pastikan saat ini pipinya sudah memerah seperti tomat.

"Udah Althan. Ayo cepet, nanti Elgara keburu bangun!" Zea mengalihkan pembicaraan.

"Ekhem!" dehem seseorang.

Keduanya sama-sama menoleh mendengar suara deheman itu. "Mama?" beo Althan.

Gina mendekat kearah keduanya. "Kamu udah mau berangkat?" tanya wanita itu.

"Iya, Mah. Soalnya takut Elgara keburu bangun, nanti dia nangis gak mau lepas dari Althan."

Gina menghembuskan nafas panjang. "Kamu ini, terlalu banyak ngurusin anak orang."

"Mah." tegur Althan, tak suka Mamanya berbicara seperti itu di depan Zea.

Zea hanya menunduk tak berani menatap Gina, wanita itu dari awal memang tak menyukai kehadirannya.

Gina memutarkan bola mata malasnya. "Kamu selalu saja membela perempuan itu."

"Mah!" Althan kembali menegur. Suaranya kali ini terdengar lebih keras.

Karna tak mau mendengar Mamanya terus-terusan mengucapkan kalimat menyakitkan pada Zea. Althan dengan cepat menyalimi tangan Mamanya. Lalu, di ikuti Zea dari belakang.

"Kita berangkat dulu, Mah." Pamitnya.

Gina mengangguk pelan. "Iya, hati-hati Althan. Jangan kebut kebutan!"

☆☆☆☆


Usai pulang sekolah. Fano mengajak Althan dan Zea untuk berbincang bersama di cafe yang tak jauh dari rumahnya.

Mereka terlihat sangat asik bercerita satu sama lain, hingga akhirnya Fano berbicara hal yang serius pada kedua remaja itu.

"Kalian mau terus seperti ini?" Fano memulai pertanyaan.

Keduanya sama-sama terdiam. Melihat itu Fano kembali berbicara. "Hubungan kalian akan terus seperti ini?"

"Bukan kah, Elgara juga benar-benar membutuhkan kedua orang tua?" Pria itu berucap.

Althan dan Zea mengangguk kompak, tanpa membalas ucapan Fano. "Lalu? Kenapa kalian tidak menikah saja?"

Althan terkekeh pelan. "Papa serius amat, lagian kita juga gak ada pikiran sampai sana."

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang