13. Pelangi dan Hujan

47.7K 2.6K 16
                                    

Author POV

"Milaaaa!" Prilly berlari memasuki rumah nya, jantung nya berdetak sangat kencang. Setelah kejadian di Kebun Prilly langsung diantar pulang oleh Ali ke rumah nya.

"Prillyy! Kemana aja sih Prill? Gue udah nelponin lo, sms, line, wa, tapi gak dibales terus! Hp lo juga gak aktif, gue khawatir Prilly! Khawatir!" Teriak Mila saat melihat Prilly memasuki rumah nya, Prilly masih tersenyum lalu kemudian memeluk tubuh Mila erat, "Gue seneng Mila!"

Mila mengangkat satu alisnya menatap Prilly bingung, "Lo kenapa sih?" Prilly menarik napasnya sebentar, "Gue abis ketempat romantis sama...."

"Ali?" Tebak Mila, "Iya Mil iyaaa! Lo tau gue seneng banget, banget, bangettt!!" Teriak Prilly antusias, matanya kembali berbinar.

"Tapi lo gak di apa-apain kan sama dia? Lo tidur dimana semalem?" Tanya Mila.

"Gue tidur di apartemen Ali, lo tenang aja dia gak ngapa-ngapain gue kok" Ujar Prilly sambil tersenyum, "Lo harus tau! Gue dinyanyiin lagu Thinking Out Loud sama dia, pake piano, gue seneng banget Milaaa!" Lanjut Prilly lagi.

"Gue ikut seneng deh, tapi lain kali lo harus ngabarin gue biar gue gak khawatir" Ujar Mila tegas, Prilly hanya mengangguk menjawabnya. "Gue baru pertama kali diperlakuin kaya gini sama dia" Ucap Prilly sambil tersenyum membayangkan perlakuan Ali padanya.

"Lo harus cerita banyak sama gue" Ujar Mila, mereka tertawa bersama, dan Prilly mulai menceritakan kejadian yang baru saja ia lalui.

"Ehm" Suara deheman seorang pria terdengar oleh mereka, Prilly menghentikan cerita nya lalu menatap kearah suara itu.

Al, ia tengah berdiri di depan Prilly dengan tangan yang dilipat depan dada, "Lo sekarang cerita tentang kejadian romantis lo sama si brengsek itu sama Mila? Sedangkan lo tau dari tadi malam gue dan Mila nyariin lo, khawatirin lo." Ujar Al penuh penekanan, matanya menatap Prilly tajam.

Prilly menelan ludah, ia menunduk tak menatap Al sedikit pun, "Lo udah diapain sama si brengsek itu? Masih punya harga diri buat dateng kesini?" Lanjut Al.

Prilly membulatkan matanya saat mendengar Al berbicara seperti itu, ia mengangkat wajah nya yang sedari tadi menunduk lalu menghampiri Al, Mila yang melihat itu hanya diam terpaku, tidak menyangka Al akan berbicara seperti itu.

"Gue gak semurahan yang lo bilang Al!" Ucap Prilly sarkatik, ia menatap Al tajam tepat di manik matanya, air mata yang mengupul sudah turun di pipi chubby gadis itu.

"Kalo gak murahan apa? Tidur di rumah cowok dan cowok itu adalah anak club, suka drunk, bahkan mungkin ngedrugs. Masih bisa dibilang cewek baik-baik?" Ujar Al tajam.

"Dia gak seburuk yang lo kira! Lo bener-bener keterlaluan Al!" Air mata Prilly sudah berjatuhan, sungguh ia tidak menyangka sahabat nya, sahabat kecil nya, mengatakan hal yang benar-benar menohok ulu hati nya.

"Mana perjanjian lo? Cuma jadiin dia bahan tugas lo, tapi nyatanya apa? Munafik" Ujar Al lagi, ia menatap Prilly benar-benar tajam. Prilly hanya diam, ia mengepalkan tangan nya, "Lo jahat Al!" Prilly berlari menuju kamar nya, air mata tidak tertahan lagi di pelupuk matanya.

Mila menghampiri Al, ia benar-benar tidak menyangka Al akan berbicara sejahat itu pada sahabat nya sendiri. "Lo bener-bener jahat Al, lo tega ngomong gitu ke Prilly, dia sahabat kita Al! Lo kenapa sih?"

Al hanya diam, dalam hati ia merutuki perbuatan nya, ia tidak bisa menahan semua perkataan yang keluar dari mulut nya.

"Lo keterlaluan Al, lo bukan orang yang gue kenal. Kemana Al yang selalu lindungin gue sama Prilly? Al yang selalu lembut? Al yang gak pernah ngebentak? Kemana? Lo bener-bener berubah!" Ucap Mila sarkatik, "dan satu lagi, lo bersihin otak lo yang selalu cemburu buta gak jelas kaya gini. Pantesan Prilly gak suka sama lo, sikap lo lebih mirip bocah. Gue bener-bener kecewa sama lo!" Lanjut Mila, ia pergi meninggalkan Al yang sedang terpaku mendengarkan ucapannya.

DRUGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang