22. Stay With Me

46K 2.8K 26
                                    

Author POV

"Prilly, makan dulu yuk, lo udah 3 hari kaya gini, lo harus makan Prill" ucap Mila terus-menerus mengajak Prilly makan. Prilly hanya diam, menatap lurus kedepan tanpa menjawab apapun.

Mila menatap sendu Kevin yang berada di ujung pintu, sahabat nya ini benar-benar terpuruk. Tidak ada lagi Prilly yang ceria, centil, menggemaskan, semua itu hilang. Kevin berjalan menghampiri Mila dan Prilly kemudian duduk disamping Prilly, menatap nya pilu. "Makan dong Prill, kasian badan lo"

Prilly tetap diam tak merespon apapun, hanya air mata yang sedikit menetes dari mata indah nya. "Ali udah pulang Vin?" tanya Mila. Mendengar nama Ali disebut Prilly menoleh kearah Mila, "Belum, dia masih di rumah nya" jawab Kevin.

Prilly bangkit dari kasur kemudian berlari cepat ke kamar mandi. "Mau kemana Prill?" ujar Mila cepat. Prilly keluar dari kamar mandi, kemudian mengambil kunci mobil nya diatas nakas.

"Gue mau ke rumah Ali" setelah itu Prilly keluar dari kamar berlari menuju garasi.

Mila menghela napas nya, "Prilly gak akan bisa nyetir kalo lemes gitu Vin. Dia nekat!" ucap nya frustasi. Kevin merangkul Mila, memberi ketenangan, "Aku yakin Prilly gak papa sayang"

---drugs---

Prilly menghentikan mobil nya di depan rumah Ali, sebelumnya ia bercermin, memoleskan bedak serta lipgloss nya tipis. Ia menarik napas sebentar kemudian turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah beberapa kali sampai akhirnya seorang wanita membuka pintu nya.

"Eh Prilly, ada apa?" tanya Kaia, yang membuka pintu.

"Ali nya ada kak?" balas Prilly seraya tersenyum tipis. Kaia mengangguk kemudian menyuruh Prilly mengikuti nya masuk rumah.

"Lo duduk disini dulu ya Prill, gue panggil dulu Ali nya" ucap Kaia yang dibalas anggukan oleh Prilly.

Kaia berjalan menaiki tangga menuju kamar Ali, pikiran nya melayang kepada Prilly. Prilly tidak seperti biasanya, wajah nya tampak berantakan. Wajah pucat, kantung mata besar, hidung memerah, bukan seperti Prilly yang ia temui pertama kali. Si Ali emang keterlaluan.

Kaia membuka pintu kamar Ali seperti biasa, dilihatnya Ali tengah memainkan gitar nya asal, pandangan nya lurus kedepan. Kaia menghampiri Ali kemudian berkacak pinggang di depan nya. "Li"

Ali menoleh, "Apa?"

"Kebawah sekarang" suruh Kaia.

"Males ah, emang ada siapa?"

"Udah turun aja cepetan"

Ali berdecak kesal kemudian membaringkan tubuh nya di kasur, "Gak ah, lo aja"

"Cepet kebawah atau gue bakal laporin soal kelakuan lo ke mama" ucap Kaia yang kini dibarengi dengan ancaman dari nya.

"Apaan sih lo ngancem gitu" balas Ali yang masih acuh.

"Okay kalo mau lo kaya gitu. Gue laporin malam ini. Gue gak pernah main-main loh" Kaia berjalan pelan keluar dari kamar Ali, 1..2..3...

"Iya-iya ah lo dasar tukang ngancem!" Kaia tersenyum menang, dalam hati ia bersorak senang.

Mereka berjalan beriringan, Ali yang masih kesal karna ulah Kaia masih terus berdecak kesal, menggerutu yang tidak ditanggapi apapun oleh Kaia.

Sampai mereka terhenti di ruang tamu, Ali yang masih menggerutu tidak menyadari ada seorang gadis yang menunggu nya.

"Prill, ini Ali nya"

---drugs---

Tata memainkan tablet nya kesal, sudah hampir setengah jam ia duduk di bangku paling ujung cafe ini, dan seperti biasa orang yang ditunggu nya terlambat.

DRUGSTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon