19. Little Space

41.7K 2.5K 18
                                    

Prilly POV

Aku melihat jam berkali-kali, sudah pukul 9 malam lewat tapi Ali belum juga datang, apa balapan liar di adakan tengah malam? Sungguh aku benar-benar tidak mau jika orang yang aku cintai mengikuti balapan liar ini, banyak sekali resiko nya. Aku tidak munafik, aku sangat mengkhawatirkan Ali tapi aku juga mengkhawatirkan Al, bagaimana pun dia adalah sahabatku. Sahabat lelaki pertamaku.

Aku lihat Mila masih memoles wajah nya depan cermin, apa dia tidak mengkhawatirkan Kevin? Mengapa dia begitu tenang?

"Duh tenang kali Prill, Ali gak bakal kenapa-kenapa, lagian balapan itu mulai nya jam 12 keatas" ucapnya begitu lancar dan tenang.

"Iya tapi kan gue khawatir, gue takut Ali kenapa-kenapa, mana belum jemput lagi" balasku, Mila terkekeh kemudian berjalan menghampiriku, duduk disebelahku, "Tenang deh Prill, Ali masih belum nyampe aja lo udah khawatir gimana kalo balapan? Pingsan deh lo disana" ejeknya padaku. Sebenarnya dia sahabatku bukan sih?!

"Lo kok gitu sih? Khawatir itu tanda sayang, udah sana lo touch up lagi aja daripada ngejek gue kaya gitu!" Mila hanya mendengus kesal dan dibalas dengan tawa kemenangan dariku. Huft, setidaknya Mila berhasil meredakan rasa kekhawatiranku pada Ali.

BIPP BIPP

"Mil itu pasti klakson motor Ali sama Kevin. Ayo buruan keluar" aku berlari kearah pintu lalu membuka nya dengan cepat. Ah akhirnya, Ali berdiri sambil tersenyum kearahku, pria ini selalu membuatku panik dan tenang secara bersamaan. Okay katakan bahwa aku wanita paling berlebihan sekarang.

"Hai sayang" ucap Ali padaku, aku tersenyum kemudian menghambur kepelukan nya, iya! Aku memang manja pada nya. He's Mine!

"Kamu lama, bikin aku khawatir tau gak?" Ali tersenyum kemudian mengacak rambutku, "Iya maaf tadi ada sedikit problem" ucap nya, Ali memandangku penuh arti, apa ada yang salah dengan penampilanku? "Kenapa sih liatin gitu?" Ali hanya tersenyum, ia mendekatkan wajahnya ke telingaku, "Kamu cantik" bisik nya tepat di telingaku. Oksigen? Mana oksigen? Aku butuh oksigen sekaranggg!!! Ali tersenyum lagi lalu memakaikan helm ke kepalaku, aku sudah tidak peduli dengan warna wajahku sekarang, aku benar-benar kekurangan oksigen Liii!

Selama perjalanan aku melingkarkan tanganku di perut nya, memeluk nya erat, Aliando Syarief, pria yang benar-benar aku cintai, dia mampu merubah duniaku dalam sekejap, dia mampu merubah visi ku, dia mampu membuat seorang Prilly Latuconsina jatuh cinta pada lelaki brandalan. Oh bukan brandal, Ali hanya seorang lelaki yang sedikit nakal bukan brandal. Damn, he's so hot.

Ali memberhentikan motornya di tengah-tengah kerumunan banyak orang, ia melepas helm ku lalu memegang tangan ku posesif, menyatukan jari-jari tangan ku dengan jari nya. "Li, jangan jauh-jauh dari aku ya" pinta ku padanya, Ali mengangguk lalu mengusap rambutku, "Aku gak akan jauh-jauh dari kamu, kita bakal terus bareng" Ali mencium tangan ku, rasa hangat tiba-tiba kembali muncul pada tubuhku, padahal aku tau udara di sini termasuk dingin untukku. Ali.

Tiba-tiba seorang wanita berpenampilan tidak sopan datang menghampiri kami, merangkul Ali begitu posesif, aku menatapnya tidak suka, apakah Ali selalu begini saat sedang balapan?

"Lepasin Nik" ucap Ali sambil melepaskan pelukan nya, aku mengeratkan pelukan ku pada tangan kekar Ali, biarkan ia tahu bahwa Ali hanya milikku.

"Kok gitu sih? Aku kangen tau sama kamu" ucap perempuan itu dengan nada sok manja nya, menjijikan.

"Apa sih? Lo pergi dari sini sekarang!" Ali berkata dengan dingin, wanita itu memandang Ali kemudian beralih menatapku dengan tatapan sinis nya, aku semakin mengeratkan pelukan ku pada Ali.

"Oh jadi ini yang gantiin aku? Anak kecil gini gak selevel sama aku Li" ucap nya angkuh. "Gue bukan anak kecil! Gue pacar Ali! Sana lo jauh-jauh dari cowok gue!" Aku berteriak padanya, sedangkan Ali hanya tersenyum sambil memeluk pinggangku posesif, rasakan itu jalang!

DRUGSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora