21. Kesalahan yang Sama

40.9K 2.6K 44
                                    

Prilly POV

Aku menarik napas berkali-kali, setelah selama 3 bulan aku berkutat dengan tugas akhirku, ditambah seminggu kemarin sebagai puncak nya aku mengerjakan tugas itu non stop tidak berhenti. Selama seminggu pula aku dan Ali tidak berkomunikasi, tidak bertemu, dan sebagainya.

Mila sempat memberitahuku bahwa Ali menelepon nya untuk mengetahui kabarku, bahkan Ali juga sering datang kerumah namun kami tidak pernah bertemu. Sungguh sebenarnya aku benar-benar merindukan Ali.

Ya, hari ini adalah akhirnya, hari dimana aku mempresentasikan tugas ku pada dosen-dosenku. Aku berjalan menghampiri ruangan dosen, disana para dosen duduk sambil berbisik seperti membicarakan bahwa aku bisa atau tidak menyelesaikan tugas ini.

Aku tersenyum dihadapan mereka, sebelumnya memperkenalkan diri dulu, aku membuka presentasiku dan para dosen mulai memperhatikan laporan dan penjelasan yang aku berikan.

Aku benar-benar grogi hari ini, ditambah wajah Ali yang terpampang di layar infocus membuat rinduku semakin memuncak, aku benar-benar merindukan Ali sekarang.

Pertanyaan demi pertanyaan sudah dilontarkan, sampai akhirnya pada pertanyaan terakhir yang membuat diriku tercekat, membuat jantungku lebih bergemuruh daripada sebelum nya.

"Prilly, ini pertanyaan terakhir, apabila kamu mencintai Aliando bagaimana? Kamu sudah tau dampak yang terjadi jika kamu mencintai pria seperti dia, kamu bisa masuk kedalam lingkungan nya, lingkungan negatif nya. Apa kamu akan tetap mencintai nya atau menjauhi nya?" aku terdiam sebentar, pertanyaan itu benar-benar membuatku bingung. Aku mencintai Ali, sangat mencintai Ali. Bagaimana aku bisa menjawab? Aku menarik napas sebentar, "Menurut saya, saya tidak mungkin jatuh cinta padanya. Lagipula saya sudah tau kan akibatnya? Saya tidak akan menjauhi nya dan saya tidak akan jatuh cinta padanya karna itu mustahil. Saya tau latar belakang dia Pak, jadi saya tidak mungkin jatuh cinta tapi saya akan menjalin pertemanan dengan dia" mulutku menjawab dengan begitu mulus nya. Bagaimana bisa aku berbicara seperti itu? Bagaimana bisa aku hanya menganggap Ali teman?

"Bagus Prilly, jawaban dan presentasimu sangat bagus, kamu bisa keluar sekarang dan hasilnya akan segera saya beritahukan" ucap dosenku itu, mereka berdiri lalu aku menjabat tangan mereka. Akhirnya ini selesai.

Aku membereskan peralatanku dan bersiap keluar ruangan, akhirnya aku bisa kembali bertemu Ali, i miss you so badly my puppy Ali. Aku berjalan keluar ruangan dengan perasaan lega, aku terus menyunggingkan senyumku, namun betapa terkejutnya saat aku keluar, Ali. Ali ada dihadapanku sambil menampilkan senyum lirih nya, matanya pun menyiratkan kekecawaan, sakit rasanya saat melihat itu, apa dia mendengar jawabanku? Apa dia tahu bahwa selama ini aku memanfaatkannya? Kalo dia benar-benar mengetahuinya, dia pasti sangat marah, sangat kecewa. Tapi apa yang aku lihat sekarang? Dia masih menyunggingkan senyumnya untukku. Senyum lirih nya. Cukup Ali, ini benar-benar menyakitkan.

"Loh..a..ali? Kamu nga..ngapain disini?" aku bertanya dengan begitu gugup nya, dia masih tersenyum, menampilkan senyum yang membuat hatiku seakan remuk saat ini juga.

"Aku cuma mau jemput kamu, aku kangen sama kamu" jawab Ali begitu tenang seakan ia tak mendengar apapun. Bahkan dia masih merindukanku? Sebegitu berartinya aku dimatanya? "Hei, kok diem? Yuk pulang" ajakan nya yang membuat aku tersadar. Dia berjalan mendahuluiku, aku mengikuti nya dari belakang, Ali aku merindukanmu.

---drugs---

Author POV

Keadaan di dalam mobil sunyi, tak ada yang berbicara satu kata pun. Hanya lantunan lagu dari radio yang terdengar. Keduanya sibuk dalam pikiran masing-masing. Sungguh keadaan ini membuat mereka tersiksa.

DRUGSWhere stories live. Discover now