27. Surprise

39.5K 2.4K 13
                                    

Author POV

Prilly menangkup wajah nya diatas meja, mata nya masih terpaku pada IPhone nya, sesekali ia mengetuk meja menunggu IPhone nya berbunyi.

Drrttt Drrttt

"Itu pasti Ali!" pekik Prilly girang, ia mengambil IPhone nya lalu mengecek notifikasi yang berbunyi, "Yah, cuma line event" Prilly menghela napas nya lelah lalu kembali menangkupkan tangan nya diatas meja.

"Woyyy!"

"Ngagetin aja lo!" teriak Prilly kesal. Mila tertawa puas kemudian duduk disamping Prilly, "ngelamun mulu, gak capek apa?"

"Gue kangen Aliiiiii" rengek Prilly sambil menghentakan kaki nya.

"Lebay ah lo"

"Bayangin aja, dia udah gak kabarin gue seminggu setelah kejadian kemarin"

"Tapi tadi malem lo telponan tuh sama dia" balas Mila dengan nada mengejek. Prilly mengerucutkan bibir nya kesal, "itu gue yang nelpon bukan diaa"

"Ya sama aja lah Prill, intinya ngabarin juga"

"Dasar lo gak ngertiin" ujar Prilly lalu berlalu begitu saja.

"Prill! Prilly! Ah elah sensian amat"

---drugs---

Tok Tok Tok

"Permisi Pak Ali" Laura tersenyum dengan manisnya, matanya kembali berbinar saat melihat Ali yang tengah fokus pada layar laptop.

"Ada apa?" ujar Ali datar.

"Ada laporan yang harus bapak tandatangani" Laura maju beberapa langkah, memberikan laporan itu. Ali membaca nya sebentar kemudian menandatangani nya.

"Terimakasih Pak" ucap Laura masih berdiri sambil memamerkan senyum manis nya.

"Ngapain masih disitu?" Laura tersenyum kikuk kemudian keluar dari ruangan itu. "Permisi Pak"

Ali kembali melihat kearah kalender yang ada diatas meja nya, besok. Ali tersenyum penuh arti kemudian mengambil IPhone nya, menekan kontak yang sudah ia kenal.

"Hallo? Gimana? Udah siap?"

"..."

"Besok harus udah siap, semuanya harus berjalan lancar"

"..."

"Thanks"

Ali menutup telpon kemudian melihat wajah gadis yang menjadi wallpaper IPhone nya. Aku kangen sayang, tunggu tanggal main nya aku bakal balik lagi sama kamu.

Setelah itu, Ali kembali berkutat dengan laptop nya, menyelesaikan pekerjaan yang sangat membuat nya muntah.

---drugs---

Al POV

"Thanks ya Al udah ngajak gue jalan. Padahal lo lagi sakit gini"

"Santai aja kali, gue udah mendingan kok" Aku mengacak rambut nya sebentar, pipi nya memerah malu. Mirip seperti Prilly. Ah shit. Prilly lagi.

Aku tak mengerti mengapa otak ini selalu terpaku padanya. Sungguh dalam hati aku sudah menghapus jauh-jauh rencanaku menghancurkan hubungan nya dengan Ali. Namun bayangan-bayangan wajah cantik itu masih terekam jelas di otakku.

DRUGSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora