Chapter 6

1.7K 83 0
                                    

I'm Back!

Padahal niatnya mau up kemarin tapi kecapean🤧

Gimana kabar kalian?
Sehat iya sehat!

Langsung aja yuk!

GAK VOTE, KOMEN FOLLOW FIX KALIAN GAK ASIK!

Restu terduduk hampa setelah selesai mengobati luka ditubuh Binar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Restu terduduk hampa setelah selesai mengobati luka ditubuh Binar.

Sekarang, ia dan Binar lagi di kamarnya. sebelum itu Bibi menggantikan baju seragam kotor milik Binar dengan baju tidur bermotif teddybear milik almarhumah adeknya.

Restu tersenyum simpul ketika ia menatap wajah damai Binar, gadis mungil itu masih belum sadar, Restu masih memakai baju Putih abu-abunya, ia tak ingin beranjak pergi sedetikpun meninggalkan anak gadis yang sedang terbaring itu.

Tangannya terangkat menyisir rambut sedikit kecoklatan Binar menggunakan jari-jemarinya,
"Lo harus baik-baik aja, abang lo cemas hm..." Ujar Restu pelan.

Sorot mata seorang kakak terpancar nyata di manik Restu, ternyata cowok kocak itu benar-benar serius atas niatnya. Ketika pertamakali menemui sosok Binar, Restu seperti berkaca pada gadis ini. Mengingatkannya pada perangai ayu milik Raisa, adek tersayangnya yang meninggal dengan mengenaskan.

Sekarang, ia seperti menemukan Raisa kembali pada sosok Binar.

"Binar... Lo jangan kaget iya kalau nanti lo gue panggil adek, soalnya mirip banget sama adek gue" Kata Restu berbicara seorang diri diiringi kekehan kecil.

Mata Restu menghangat tatkala ada tanda-tanda pergerakan dari tangan Binar, manik hitam secantik peri diembun pagi itu terbuka secara perlahan. Semua pergerakan kecil yang ditimbulkan Binar tak lepas dari tatapan bahagia Restu. Seperti menantikan seorang putri yang tertidur panjang lalu menyambutnya dengan suka cita.

"Hai... dek" Sapa Restu ketika mata Binar terbuka lebar.

Binar menoleh ketika suara khas milik Restu kembali menyapanya, namun... ada sedikit tambahan diakhir kata membuat Binar menatapnya kebingungan, sangat lucu. Pikir Restu.

"Gue boleh manggil lo adek gak?" Kata Restu lagi tersenyum tipis.

Binar belum menangkap dengan baik apa maksud Restu memanggilnya dengan sebutan itu, ia masih diam memandangi mata bersorot pahlawan milik Restu.

"Gue pengen lihat adek gue"

Perkataan Restu sedikit bikin Binar ingin bertanya.

"Adek kamu kemana? Kenapa kamu mau manggil aku adek?" Ujar Binar sedikit heran, maaf Binar hanya belum menemukan titik kejelasannya.

Binar melihat Restu menghela nafas panjang tapi dalam, raut bahagia itu tak secerah biasanya. Nampak kabut tipis menyelimuti manik Restu, Binar sedikit terkejut, apa perkataannya tadi buat Restu sakit hati?

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang