Chapter 16

1.4K 61 2
                                    

YANGH EUNGGWAK VOTE, KOMIEN, POLO, PIKX KALIANS GAK ASYIKS!

















YANGH EUNGGWAK VOTE, KOMIEN, POLO, PIKX KALIANS GAK ASYIKS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤯

_Kita mundur ke beberapa jam sebelumnya, sebelum semuanya berada di Glora Bung Karno_

💌💌💌

Binar, gadis mungil itu terlihat sibuk menata beberapa makanan ke kotak makan. Ia bangun pagi sekali hanya untuk memasak, dibantu Bibi tentunya.

Semua perlengkapan pun beres, Binar menaruh bekalnya ke meja makan. Pandangannya berpaling ke suara langkah kaki seseorang.

Karel turun dengan santai sambil menyampir tas kecil pada punggung, tangan lainnya menggenggam sebuah botol minum.

Jersey berwarna hitam yang dikenakan Karel dengan lambang sekolah didada kiri membuat siapapun terpana.

Binar pun, dunia seakan berputar pada Karel seorang.

"APA!" Bentak Karel.

Binar langsung berkedip, menyadarkan diri. Karel melewatinya begitu saja, cowok itu akan mengambil sepatunya yang berada di teras depan.

"Ka,"

Karel berhenti, tidak berbalik seperti yang Binar lakukan.

"Aku juga mau nonton" Izin Binar pada Karel.

Yapp... semalam Karel tidak mengizinkannya pergi dengan berdalih Binar akan caper ke Restu atau pun Nicki. Padahal ia tak memiliki niat begitu, ia mau mendukung Restu.

Binar sudah berjanji untuk datang dan menyaksikan abangnya itu, terutama ia ingin melihat langsung seperti apa Karel dilapangan. Tapi, sepertinya Karel tak ingin memberinya kesempatan.

Semalam Pria ini marah besar sampai Binar tak berani berbicara lagi dan memilih mengurung diri dalam kamar.

"Gue heran," Karel berbalik, menatap Binar tajam, "Ternyata keberanian lo udah sejauh ini, lo anggap gue mudah kayak cowok lain, begitu?"

Binar menggeleng pelan, menelan ludahnya sesaat. Karel sepertinya masih marah.

"Apa karena Mama sama Kinan di pihak lo, terus berani ke gue?"

"Enggak, Ka... aku gak niat ngelawan kamu" Cicit Binar.

Karel pun melemparinya dengan botol minuman yang sudah diminum setengah oleh Karel, dan mengenai kepala Binar.

Binar sabar, sabar dengan semua sikap kasar Karel. Ia akan selalu kuat, cuma pada Pria ini Binar akan selalu sama. Andai jika itu orang lain, pasti mereka takkan betah diperlakukan seperti ini.

"Gue bilang diem, iya diem. Makin hari kelihatan gak bener aja lo jadi cewek"

"Aku mau tepati janji aku ke bang Restu"

Maaf, Aku TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang