Chapter 32

1.4K 58 0
                                    

Ekhemm. Ekhem. Maaf baru update huhu...

Telat sih tapi gakpapa. Aroma lebarannya masih ada hehehe...

Minal aidzin walfaidzin iya. Maafin othor yang jarang update selama puasa kemarin dan maaf juga mungkin ada kata atau tulisan gue Yang sempat menyentil perasaan Kalian. Sorry sangat2

Yang sehat selalu disehatkan dan yang sakit segera diangkat penyakitnya.

Semoga ditahun yang akan datang kita diberi umur panjang dan bertemu Ramadhan kembali🙏🏻 aamiin🤗



Terlebih dulu. Vote. Komen. Follow jika mampu. Yang gak mampu gakpapa. Gue anggap sebagai amalan aja. Ngehibur beberapa hati yang patah lewat tulisan gue ini.






Oke capcus!!!

Mata Binar melebar, kakinya mendadak lemas

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Mata Binar melebar, kakinya mendadak lemas. Apa ini? berdiri dalam diam, ia seperti tak bisa menemukan dirinya. Dari mana mereka tahu?

Beberapa benda ringan berbentuk bulatan kertas mengenai dirinya, terlempar begitu saja dari berbagai arah. Binar menunduk, memejamkan mata. Satu benda bulat mengenai punggungnya, pecah dan mengeluarkan bau amis yang sangat pekat, itu telur... Binar yakin.

"Lempar woi! enak banget ini cewek ngaku-ngaku tunangan Karel, dasar cewek gak punya muka!" Tukas salah satu siswi.

"Bener, dia itu tunangan Karel, gue lihat beberapa foto terposting, gue gak tau itu akun siapa, yang jelas dia ini tunangan Karel"

"Yang jelas juga, ini cewek gak bakal kita biarin" Suara Linsi, setelah sebelumnya Ara menimpali.

Binar mengangkat wajah, sekejap saja ia sudah jadi tontonan banyak orang. Khususnya pengikut Karel dkk. Dan juga gang Queen.

Binar menunduk, tersenyum getir. Kenapa seperti ini, Tuhan... kenapa mereka harus tahu? Baru saja ia merasakan hidup normal di sekolah ini, sekarang ia harus di bully lagi.

Tanpa disangka, tendangan keras Binar rasakan di bagian tulang fibulanya. Binar terduduk memegang kakinya, memejam mata kuat. Menahan sakit teramat sangat.

Srrettt...

"Akkhhh... sa-sakit" Segumpal rambutnya tertarik kebelakang, wajah Binar menengadah ke atas, maniknya melihat Viona menatap nyalang kepadanya.

Binar meringis memegang tangan Viona yang semakin mengencang menarik rambutnya, sumpah... ini sakit sekali.

"Ini elo, kan?" Viona mengarahkan ponselnya, memperlihatkan foto dua pasang manusia tengah menukar cincin pertunangan.

Si gadis yang memakai gaun putih panjang nan elegant sangatlah cantik dan cocok sekali bersanding dengan seorang Pria gagah yang terbalut jas coklat manis ditubuh atletisnya.

Maaf, Aku TerlambatKde žijí příběhy. Začni objevovat