Chapter 57

1.3K 65 1
                                    


Gua up iya, nepatin janji buat pembaca2 setia gue yang berani vote terus komen😘
Thankyou iya. Itu sangat menyenangkan.
Bantu mood Saia wkwkwkwk




Sorry, up-nya di jam maling wkwkwk.






















###

###

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

###

























Vote komen plis:)

Happy reading!











🥀🥀🥀

Binar yang sudah diambang ke putus-asaan menangis tersedu terduduk pasrah, tubuhnya bersandar lemas pada dinding belakang Villa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Binar yang sudah diambang ke putus-asaan menangis tersedu terduduk pasrah, tubuhnya bersandar lemas pada dinding belakang Villa.

Suara jangkrik dan hembusan angin malam menemani gadis yang tengah bersedih itu, sebenarnya ... mengingat apa yang sudah ia lakukan beberapa menit tadi sangat tidak baik.

Ia keterlaluan, tapi karena foto yang ia temukan di makam itu selalu saja buat dirinya naik pitam, ingin marah dan menghancurkan siapa saja.

Namun ... kenapa harus Karel? kenapa harus dia yang melakukannya? Kenapa Tuhan setega ini membuatnya kecewa.

"Aku gak tau harus ngapain lagi, Yah ... Bu," Binar tergugu disertai suara sengau karena tangis.

Binar mendongak ke arah langit, linangan tanpa ampun terus membanjiri kelopak matanya. Di lain sisi ... Ia marah, kecewa dan kesal tapi di lain sisi lagi ia khawatir melihat Karel pingsan, mana hidung lelaki itu tiba-tiba saja berdarah banyak.

Binar semakin membesarkan tangis, terus menatap sedih beberapa bintang yang terlihat berkerlap kerlip di atas sana.

"Dek"

Binar terdiam, secepat mungkin menghapus lelehan air matanya dan berdiri dengan terseok, hampir saja ia terjatuh.

Restu berjalan pontang-panting, air muka cowok berhati pahlawan itu sangat khawatir.

Maaf, Aku TerlambatWhere stories live. Discover now