3 | Nipple Moisturizer

49K 3.8K 197
                                    

Langkah kaki Rafi dan Ayu memasuki ruangan Bara yang tidak tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki Rafi dan Ayu memasuki ruangan Bara yang tidak tertutup. Mereka mendapati sohibnya itu sedang sibuk menatap layar monitor di hadapannya sembari jemari beruratnya itu menggulirkan mouse ke bawah.

"Sibuk amat. Jam istirahat loh, Bar," Tanpa mengucapkan salam, Rafi main menyelonong masuk saja ke dalam ruangan itu.

Bara melirik sejenak kehadiran dua manusia itu sembari fokus men-scroll mouse tersebut. "Masuk, Yu, Raf," Ucapnya.

"Udah di dalem dari tadi kalee." Sahut Rafi. Pria kemayu itu berjalan ke arah Bara dan tak sengaja melihat apa yang Bara buka di monitor tersebut.

"Astaga, Jeng Ayuuu!" Rafi segera melarikan diri ke dekat Ayu sesaat setelah ia melihat tab pencarian Bara yang belum ditutup tadi.

"Apaan?" Tanya Ayu.

"Si Bara udah kawin tontonannya bokseerrr!" Gosipnya di depan Bara langsung.

Ayu tentu saja melebarkan matanya, "Astaghfirullah, Bar jangan malu-maluin nama baik dosen deh, Bar!" Protesnya pada Bara.

"Tau amsoy Bara bere, kasian Naqi atuh, diem-diem suaminya ngestalk akun bokseer di kampus!"

Mendengar ucapan mereka justru membuat Bara terkekeh. Suasana hati Bara begitu baik pagi ini, percayalah. Setelah dua bulan lebih baru mendapat jatah, rasanya segala penat itu hilang seketika.

Tangan Bara memutar monitor itu sehingga kini terpampang jelas di depan mereka apa yang Bara lihat tadi.

"Nipple moisturizer?" Eja Ayu pada nama produk itu.

Bara mengangguk, "Si Bayi anarkis." Ucapnya singkat yang langsung bisa dimengerti oleh mereka.

"Halah kambing hitam," Celetuk Rafi, "Si Bayi apa Bapaknya?"

"Bapaknya lembut kok," Timpal Bara yang membuat Rafi tak bisa menyaut lagi.

"Udah nggak usah nimpalin, ntar situ kalah. Nikah aja belom pake sok tau," Tambah Ayu yang menyudutkan Rafi.

Rafi berdecak dan menatap kuku-kuku cantiknya. Kalau bicara soal jodoh, memang baginya hal yang sangat sulit dan menyebalkan.

"Kakaknya Naqiya udah nikah, Raf, nggak usah dipikirin terus," Celetuk Bara. Entah dia tidak tau bagaimana seksualitas rekannya itu. Yang ia tahu, Rafi adalah penggemar berat Aufar, Kakak iparnya. "Udah punya anak pula."

"Astagfirullah, Bar tega banget sama adik kecil kita," Timpal Ayu.

"Si Bara bere emang sekalinya ngomong minta digeprek congornya." Tambah Rafi. "Enak aja eke gini-gini masih normal yah. Apa tuh Jeng orang bilang bahasa kerennya?"

"Straight?"

Rafi menjentikkan jemarinya dengan anggun, "Nah itu. Masih suka cewek, Cyn."

Bara tertawa mendapati jawaban bahwa Rafi adalah pria normal. Sama seperti dirinya. "Lagian dikit-dikit yang dibahas Bang Aufar."

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang