76AC | Bulan Madu (18+)

10.4K 634 49
                                    

[ WARNING 18+ ⚠️]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ WARNING 18+ ⚠️]

___________

"Dia sekretaris perusahaan," Jawab Bara pelan sembari menyentuhkan hidungnya pada hidung sang istri. "Kami terpaksa bicara penting karna masalahnya udah terlalu chaos, menyangkut karyawan juga, dan saat itu justru Gaza lagi rewel-rewelnya."

Pria itu menyelipkan anak rambut sang istri ke telinga sebelum kembali berujar, "Bayi nangis nggak berhenti, walaupun udah dibantu Mbak itu tetep aja," Ujarnya. "Sampe akhirnya Ayu sama Rafi nelfon ngajak keluar," Tambah Bara.

"Tap-"

"Mas belum selesai, Sayang," Bisik Bara dengan suara dalamnya. "Mas jelas ndak bisa karna ada masalah itu, dan Ayu menawarkan diri buat ajak Gaza keluar sekalian dititipin."

Bara menatap manik mata Naqiya dengan fokus. Seakan tak ingin kehilangan momen intim bersama wanita tercintanya. "Mas bener-bener nggak ada maksud nitipin anak sendiri ke orang lain. Mas tau, 24 jam kamu sama bayi, ngurus dia, rawat dia, tapi saat itu kondisinya nggak memungkinkan buat Mas handle di waktu yang bersamaan."

Mata Naqiya tanpa sadar berair. Pikiran yang kalut sebab luka hati yang dibuat berdasarkan di pesta itu nyatanya membawa malapetaka untuk Bara yang tak tahu apa-apa. Naqiya telah menyulut api pada kain perca yang berlumur air, bukan minyak.

"Maaf kalo kamu nggak bisa terima keputusan Mas, Sayang," Tambahnya lagi. "Apapun itu hukumanmu, Mas terima. Kamu boleh pukul Mas, boleh tidur rumah Abi sementara waktu, apapun itu selain pisah dari Mas."

Detik itu juga Naqiya berlari ke pelukan suaminya. Tubuhnya yang jauh lebih pendek membuat suaminya menunduk sedikit sebelum akhirnya Naqiya memilih untuk berjinjit dan menarik tengkuk Bara secepat kilat.

Jelas Bara dibuat terdiam dengan mata sedikit melebar saat istrinya dengan kesadaran penuh mencumbunya seperti ini. Jantung pria yang selalu merasa jatuh cinta berkali-kali pada istrinya itu dibuat berdegup lebih cepat.

Naqiya mengecup lembut bibir suaminya dengan tangan melingkar di leher Bara. Wanita itu terkesan begitu lapar, sehingga tak membiarkan Bara menghela napasnya sejenak.

Entah mimpi apa Bara semalam. Dalam skenarionya, ia telah mempersiapkan diri untuk segala kemarahan sang istri saat tahu kemana ia dibawa pergi. Nyatanya, Naqiya tidak marah, ia justru merasa bersalah.

Bahwa selama ini yang keliru adalah dirinya.

Cumbuan itu diperdalam oleh Bara yang mulai mengambil kontrolnya. Jantungnya yang berdegup tak menentu ditambah dirinya yang selalu mendamba Naqiya tak bisa untuk menyia-nyiakan momen ini.

Pria itu mendorong tubuh sang istri pelan sembari memperdalam setiap belaian bibirnya di atas ranum bibir Naqiya. Tak lupa jemari besarnya menyentuh kedua pipi sang istri yang mulai tampak memerah.

"Mas Bara..." Cara Naqiya memanggilnya dengan nada manja itu membuat Bara mengangkat tubuhnya dari atas tubuh sang istri untuk melihat ekspresi yang begitu ia rindukan. "Apa ini bagian dari kontrak?" Tanyanya. Matanya mengerjap dengan ekspresi yang begitu polos.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang