75 | Untukmu Aku Bertahan

9.6K 762 54
                                    

Playlist ⏯️ Untukmu Aku Bertahan (Afgan)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Playlist ⏯️ Untukmu Aku Bertahan (Afgan)

Tips diet bisa follow 💕Shopee/ig : mowteaslim💕 WhatsApp : 0896032104731_____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tips diet bisa follow
💕Shopee/ig : mowteaslim
💕 WhatsApp : 0896032104731
_____________

Temen-temen lagi-lagi Bayi Dosenku diplagiat. Plagiat sama dengan mencuri, pasti tanggungjawab di akhirat berat karena aku nggak pernah ikhlas diplagiat dalam bentuk apapun. Aku nggak akan diem aja, pasti aku usut sampai tuntas. Jadi jangan coba-coba.

Ceritaku hanya dipublikasi di
Wattpad : FRIDAY-UKHT
Karyakarsa : fridayukht
WhatsApp: 0896032104731

Selain itu, PURE PLAGIAT!

______________

"Bukan tentang seberapa lalai suamimu, seberapa buruk dirimu sebagai ibu, tapi ini soal kamu yang masih belum bisa berdamai dengan masa lalu," Kata-kata sederhana yang terngiang-ngiang di kepala Naqiya itu seketika membuatnya terdiam dan meneteskan air mata.

Ternyata selama ini, bukan Bara yang menyalahi segala kewajibannya sebagai suami, tapi justru Naqiyalah yang menyimpan penyakit mentalnya sendirian, bahkan tanpa ia ketahui sebelumnya.

"Sayang udah minum ob—" Pertanyaan Bara terputus saat Istrinya mendongak dengan wajah memerah karena tangis. "Loh kok nangis?" Pria tinggi gagah itu melangkah mendekati sang istri dan memeluknya erat.

Naqiya menggeleng dengan isakan pelannya. "Aku yang sakit ternyata ya, Mas..." Ucapnya. "Aku ngerasa selama ini capek sendiri, stress sendiri, ternyata emang aku yang gila di sini."

"Ssstt... ndak ada yang gila," Ucapnya menenangkan sang istri sembari berlutut di hadapannya. Hatinya ikut tersayat menyaksikan orang ia kasihi mengetahui apa yang selama ini tidak ia sadari. Naqiya benar-benar mengalaminya, mentalnya terguncang, sehingga ia kehilangan pegangannya begitu saja.

"Cara pertama ngobati luka itu, kita harus tau lukanya dimana," Ucap Bara pelan. "Dan kita menerima kalo memang sedang terluka, baru bisa ngobati luka itu. Begitu juga penyakitmu ini, kamu mesti nerima semuanya dulu baru bisa kita obati."

Mendengar hal tersebut semakin membuat Naqiya terisak. Dirinya sakit, pantas saja selama ini emosinya tidak stabil. Selembut dan sesantun apapun Bara padanya, tetap di mata Naqiya memiliki arti lain.

Bayi Dosenku 2Where stories live. Discover now