54 | Dino untuk Gaza

8.6K 895 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


9

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


9.9 MASIHHHHH AYO GERCEPIN YA KAKK ORDER SEKARANG!
💕Shopee & Ig = mowteaslim
💕 WhatsApp = 0896032104731

_____________

Playlist ⏯️ Hilang Tanpa Bilang

"Bila ada salahku tolong beritahu, jangan lalu pergi dan menjauh."

_____________

Kemana arah kaki Naqiya berjalan pun ia tak tahu. Kepalanya daritadi menunduk dan memikirkan segala yang terjadi hari ini. Hingga ia menyadari satu hal, bahwa Naqiya tak memiliki tempatnya untuk pulang.

Langkahnya gontai, ingin pesan taksi pun ia tak tahu kemana tujuannya. Hanya kaki yang berjalan perlahan dengan kepala yang rumit dengan segala pemikiran.

"Malem-malem mau kemana, Neng?" Tanya seseorang di pinggir jalan sebelum suitan terdengar. Ya, catcalling yang kerap kali didapat wanita kala berjalan sendirian di trotoar seperti ini.

Naqiya tak mengindahkannya, ia tetap berjalan pelan tanpa menoleh sama sekali. Matanya menangkap banyak aktivitas masyarakat yang baru dimulai malam hari juga.

Di sebelah mobil yang berhenti karena lampu merah, ada anak kecil berjualan entah kemoceng atau apa, Naqiya tak mampu melihat dengan jelas. Di sudut jalan, terdapat beberapa pengamen yang siap mengais rezekinya malam ini.

Tak sampai di sana, di sebelah trotoar terdapat seorang kakek yang terduduk dengan sepeda yang penuh dengan balon-balon. Malam-malam seperti ini anak kecil mana yang berniat membeli balonnya?

Melihat salah satu balon yang berbentuk kepala dinasaurus itu mengingatkan Naqiya akan bayinya di rumah. Gaza pasti akan antusias apabila Naqiya memberikan balon ini pada bayi menggemaskan itu.

"Misi, Kakek," Panggil Naqiya pada kakek tua tersebut. "Ini yang dinosaurus berapa ya?" Tanyanya sembari menunjuk balon helium yang berbentuk dinosaurus.

Kakek itu berdiri dengan tubuhnya yang gemetar. Tangannya bertumpu pada lututnya yang bahkan mulai tak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri.

Naqiya jelas berjaga-jaga apabila kakek itu kehilangan keseimbangannya, "Ati-ati, Kek," Ucapnya dengan pelan.

Bayi Dosenku 2Where stories live. Discover now