35 | Sapu Tangan

17.1K 1.6K 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah spesial isra' Mi'raj ada promo khusus WA! buat paketan pdf yang di karyakarsa dan MOWTEASLIM! langsung ke wa yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah spesial isra' Mi'raj ada promo khusus WA! buat paketan pdf yang di karyakarsa dan MOWTEASLIM! langsung ke wa yuk

______________

Playlist ~ Mockingbird (Eminem)

_____________

Gadis berambut hitam lurus hasil catokan itu hari ini tampak lebih bersemangat. Rok begaris yang baru ia setrika kini siap untuk ia pakai pergi ke kampus. Rok itu tampak begitu pas dikenakan olehnya.

"Oke, udah cantik, Rasel," Dengan sedikit bersemangat ia menepuk-nepuk pipinya. Hari ini berbeda dari kemarin. Dan beribu harapannya, rezekinya hari ini akan selalu diperlancar.

Lembaran baru di hidup Rasel baru saja ia buka sejak kejadian dimana ia hampir bersekongkol merenggut nyawa ibu hamil yang tak tahu menahu apapun tentang dendam. Segala hal yang buruk semaksimal mungkin ia jauhi.

Sekalipun Rasel terkenal sosok wanita yang pemberani, ibarat kematian sekalipun bukan lagi momok yang menakutkan baginya. Karena baginya, kehidupannya sudah terlalu suram untuk dirasakan oleh manusia manapun.

Gadis itu terdiam di depan cermin ketika hatinya kembali sendu. Luka yang ia terima perlahan tumbuh menjadi tameng baru melawan segala hal-hal buruk yang berpotensi kembali melukainya. Rasel hidup menjadi gadis yang tahan banting dan tak takut apapun.

Hingga suatu saat ia sadar, kelebihan dari dirinya itu bukan modal untuk menindas orang lain. Bukan modal untuk menyakiti orang seenak yang ia inginkan.

Terlebih hanya karena bayaran.

"Kak Sel," Suara pelan anak laki-laki yang membuka pintu kamarnya itu berhasil membuat Rasel memecahkan lamunannya. "Kak Sel mau belangkat?"

Kaki Rasel otomatis melangkah ke arah anak kecil itu, "Iyups, Adek bener. Eh bentar," Tangannya merogoh tas untuk mengambil sesuatu dari sana. "Nih Kak Sel punya susu beruang, diminum sama Bang Rama ya."

"Aku?" Suara adik Rasel yang kini duduk di bangku SMA itu menyahut, "Nggak usah buat kamu aja, Dek. Kak Sel aku berangkat sekolah dulu."

"Okei, nanti kalo sempet aku beliin susu itu lagi deh. Oiya Adek mau bareng Kak Sel apa Bang Rama?" Tanya Rasel pada adik bungsunya itu.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang