65 | Rumah Bara

11.3K 951 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat tahun baru 2024!! Semoga hal baik selalu menyertai langkah kita setiap detiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat tahun baru 2024!! Semoga hal baik selalu menyertai langkah kita setiap detiknya.

_________

"Uhuk! Uhuk!" Bagi Naqiya tak ada manusia yang mampu memasuki rumahnya tanpa mengeluarkan sedikit batuk dari paru-parunya. Bagaimana tidak batuk?! Bau rokok hampir menyelimuti seluruh ruang tamu rumah ini.

"Nggak kerawat banget sih ini?!" Gerutu Naqiya melihat kekacauan di rumahnya.

Apakah begini bentuk rumah setelah ditinggal istri? Bau dan tidak terurus dengan baik. Entah kapan terakhir kali Bara membersihkan rumahnya.

Bukan, bukan bau busuk atau semacamnya. Rumahnya masih aman tetapi lebih berantakan daripada saat Naqiya masih berada di sana. Bau yang menyengat adalah bau rokok.

"Halo, Sayang," Panggil Bara pada istrinya yang mengernyit kesal. Gila kah pria itu merokok di sekitar bayinya?!

Dengan langkah cepat Naqiya bergerak menyusul Bara. Hingga tiba di hadapan pria itu segera saja Naqiya melotot hebat. "Mas kalo ada masalah sama aku ya sama aku aja! Jangan jadiin anak sendiri korbannya!" Makinya.

Astaga, Naqiya baru saja menginjakkan kaki ke rumahnya sudah bisa mencak-mencak lagi ya?

"Gaza masih bayi! Nggak ngerti apa-apa masalah orangtuanya! Jangan jadiin anak sendiri samsak emosi!" Tambah Naqiya dengan emosinya yang lagi-lagi menggebu-gebu. "Aku kira Mas cukup dewasa buat jadi seorang Ayah."

Alis Bara bertaut, ia menaruh kembali piring yang ia bawa ke atas meja sebelum berbicara dengan istrinya. "Kamu ini ngomong apa toh?" Tanyanya pada Naqiya. "Mas ndak paham."

"Aku kesini dianter Rama," Ucap Naqiya.

"Terus?"

"Mas tau? Dia bilang seaktif apapun dia sebagai perokok, dia nggak pernah ngerokok depan adeknya yang masih kecil!" Protes Naqiya lagi. "Ini Rama loh, Mas! Anak SMA! Mas Bara udah tua nggak bisa mikir sampe situ?"

Heh?

Darimana Naqiya menyimpulkan kalau Bara merokok di sekitar bayinya?

"Mas emang paling tau caranya bunuh aku. Tinggal sakitin anak aku, dengan begitu aku mati pelan-pelan 'kan?" Ucapnya seperti sudah kesetanan.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang