48 | Tikar Merah

10.4K 1.1K 63
                                    

Panggilan untuk yg mau langsing! Langsung checkout mowteaslim sekarang! Lebih lembut gausah disaring & udah ada ijinnya loh🥰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Panggilan untuk yg mau langsing! Langsung checkout mowteaslim sekarang! Lebih lembut gausah disaring & udah ada ijinnya loh🥰

Vomment ya ini lebih panjang dari biasanya

______________

Playlist ⏯️ Tikar Merah (Nia Daniaty)

"Bunda bolehkah aku berbaring di sisimu? Ingin kutuangkan rasa yang kian meronta di dada."

_______________

Tin tin!

Suara klakson di jalan utama berhasil mengejutkan Naqiya yang seketika sedikit membanting stir mobil suaminya itu ke arah kiri. Jantungnya berdegup kencang sembari melirik arah spion dan memastikan mobil ini telah sepenuhnya ia kendalikan.

Mengendalikan mobil SUV besar seperti Pajero sport ini bukan sesuatu yang mudah bagi Naqiya. Ia merasa lebih mudah limbung, terlebih pada kecepatan di atas 100km/jam seperti yang Naqiya lakukan malam ini. Belum lagi ditambah kacaunya perasaan wanita itu, sehingga cara mengemudinya semakin parah.

Air matanya lagi-lagi tumpah seirama dengan kakinya yang terus menginjak pedal gas tanpa berniat menghentikannya. Seumur pernikahannya dengan Bara, Naqiya tak pernah meminta perpisahan dari pria itu sama sekali.

Baru kali ini untuk pertama kalinya Naqiya meminta agar Bara melepasnya. Kalau memang sudah tidak sayang untuk apa dipertahankan? Tidak ada yang tahu bukan kalau niat Bara menikahinya hanya untuk bertanggung jawab atas kehamilannya itu?

Atau....

Agar Naqiya tak melaporkan dosen bejat itu kepada pihak berwajib. Dengan menikahinya, Bara lepas dari jeratan hukum.

"Hiks..." Tangan kirinya dengan kasar, "Kamu bodoh banget, Nay!" Gerutunya pada diri sendiri.

Gadis naif yang mudah diperdaya oleh pria sejuta pesona seperti Bara. Ya, itulah kiasan yang pantas menggambarkannya. "Kalo Mas Bara udah nggak sayang sama kita buat apa?" Monolognya pada diri sendiri.

Dering ponselnya kembali terdengar dan kontak Bara muncul di sana. Wanita itu memilih untuk mengabaikannya dan tetap fokus pada laju kendaraan ini.

"Sepenting apa sih cewek itu sampe Gaza aja harus dititipin?" Monolognya lagi yang tidak habis pikir dengan pilihan Bara. "Biar Gaza nggak ganggu kencan mereka apa gimana?!"

"Mas Bara jahat banget... hiks... Padahal Gaza anaknya sendiri..." Isaknya. "Aku mati-matian belain Mas Bara, bela anak aku... hiks... Saking sayangnya aku nggak suka kalian dihina..."

Wanita muda itu menangis tersedu-sedu di jalanan yang mulai sepi ini. Sesekali telapak tangannya mengepal dan memukul pelan stir mobil itu untuk melampiaskan perasaannya.

"Hiks... Tapi kenapa Mas Bara sama anaknya sendiri aja nggak sayang?!"

Naqiya tak habis pikir, siapa perempuan yang Bara temui tadi hingga mengajak Gaza ikut serta saja tidak menjadi pilihannya. Padahal, waktu Gaza bersama Papanya tidak sebanyak waktu yang Gaza habiskan bersama Naqiya.

Bayi Dosenku 2Where stories live. Discover now