Parte 24

726 57 3
                                    

Somewhere. At night.

"Akhh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akhh... aku ingin k-keluar." Pekik seorang wanita yang tengah berkeringat hebat di bawah kungkungan seorang pria.

"Brengsek. Tunggu sebentar. Aku juga... akkhh." Desis pria itu resmi menghentikan malam penuh kebrutalan mereka.

"Oh. Kau semakin kasar." Kata si wanita mengatur napas. Ia memeluk kekasihnya erat, menetralkan ledakan kenikmatan yang menderanya berulang-ulang.

"Dan kau semakin nikmat." Desis sang pria puas.

"Aku ingin menikmati ini semua, namun aku tak bisa berlama-lama. Jadi, apa yang sedang kau rencakan?" Tanya si wanita.

"Kau tau Lucas bukan orang yang bodoh. Ia akan membunuhmu jika dirinya tau kau memburu kekasihnya." Peringat wanita itu khawatir.

Sang pria berdecak tak suka. Lucas selalu tampak superior di mata semua orang dan hal itu sangat memuakkan. "Aku punya rencana, sayang. Tapi di atas apapun harusnya Ia masih berterimakasih padaku. Jika aku langsung membunuh gadis itu saat itu juga, maka Ia tak akan memilikinya." Ujar pria itu bangkit dari ranjang.

Ia melangkahkan kaki ke arah balkon kamar. Malam semakin gelap, jalanan semakin sunyi, dan itulah tanda jika club di bawah lantainya semakin ramai. Ya. Pria itu tinggal di sana. Di atas sebuah club paling elite di kotanya.

"Sebenarnya apa masalahmu dengan gadis itu, sayang?" Tanya wanita itu memecah lamunan sang kekasih.

"Valentina Walter." Ucap pria itu membalikkan badan.

"Ibu Anna, Valentina, adalah seorang pemandu wisata kelas utama di Venezia. Ia adalah wanita yang pintar. Ia melakukan banyak pekerjaan paruh waktu tepat ketika perusahaan asuransi tempat Ia bekerja berhenti beroperasi. Wanita itu memiliki kekasih bernama Deaglán Daly Walter, seorang pria Wales yang bekerja di Pelabuhan Venice sebagai petugas pelayanan shipping milik Inggris. Dan kacaunya..." Kata pria itu menatap sang kekasih.

"Wanita itu sedang memegang kameranya tepat saat kami melakukan transaksi gelap dan membunuh petugas bea cukai saat berjaga. Ia berhasil kabur, tepat satu minggu setelah pernikahannya. Saat dimana kami menemukan tempat tinggal mereka." Kata pria itu menatap bangunan ikonik di depan matanya. Sebuah bangunan bergaya bohemian dengan jendela tinggi dan lorong yang menghubungkan antar bangunan berplakat 'arondisemen satu'.

"Bukankah itu bukan masalah yang besar? Maksudku diantara semua kejahatan yang kau lakukan dan Ia hanya saksi mata dengan mungkin hanya memiliki satu atau dua buah foto. Apa masalahnya?" Tanya si wanita merasa pengejaran pelik mereka tak berguna.

"Sudah ku bilang dia wanita yang pintar, sayang. Ia adalah penyelidik perusahaan asuransi yang sangat terkenal di komune nya dan beberapa dari pemilik polis di sana adalah pegawai pelabuhan. Wanita itu telah mengeratkan segala fakta bahwa terdapat organisasi kriminal yang menghabisi nyawa mereka hingga setiap klaim yang diambil adalah atas dasar meninggal dunia- secara tak wajar." Terang pria itu seraya menghidupkan sebuah cerutu dari kotak kayu.

FATED : When Love Finds a Way [END]Where stories live. Discover now