Parte 39

689 58 1
                                    

Lucas's side...

Hari mulai terang tatkala Lucas terbangun akibat kikikan dari arah taman. Ia duduk sebentar, menikmati sejuknya udara dan beranjak mendekati jendela. Lucas melihat seorang wanita cantik tengah membajak sepetak tanah dengan seorang anak kecil yang sibuk mengotori celana. Mereka tertawa berirama, seolah sebonggol umbi dahlia yang baru saja masuk ke dalam lubang adalah sebuah mainan yang begitu menyenangkan.

"Divertiti senza di me?" (Bersenang-senang tanpa diriku?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Divertiti senza di me?" (Bersenang-senang tanpa diriku?"

Wanita itu tersenyum manis. Ia membisikkan sebuah kalimat ke telinga anak mereka hingga si kecil mendongak dan ikut tertawa.

"Papà." Pekik anak itu cekikikan.

Lucas kembali tersihir. Anna dan anak mereka adalah hartanya yang paling berharga. Melihat mereka berbahagia adalah satu-satunya hal yang paling Ia inginkan.

"Lascia un buco, Bambino. Papà scenderà presto." (Sisakan satu lubang, anakku. Papa akan segera datang.) Teriak Lucas dari jendela.

Anna kembali membisikkan sesuatu ke telinga anaknya. Anak laki-laki itu kemudian mengangguk dan berkata "Si, papà." Teriak si anak.

Lucas kemudian memakai kausnya dengan cepat. Ia bergegas menuruni anak tangga dan segera pergi ke kebun samping rumah mereka.

Dalam arah menuju ke luar batas luar pagar, Lucas melihat sesosok pria tengah menenteng sebuah senapan angin di pundak kiri. Pria itu berpindah dari satu bukit yang paling rendah menuju bukit dengan akses paling mudah. Lucas menelisik sekitar, melihat burung apa yang akan di tangkap oleh sang pemburu. Ia tak menemukan apapun disaat sang pemburu telah dalam posisi untuk siap menembak. Lucas mengamati arah moncong itu akan melaju dan itu adalah... Anna dan anak mereka.

"No!" Lucas berlari sambil berteriak begitu keras.

Anna dan anak mereka mendongak. Melakukan senyuman yang tak akan mungkin Ia lupakan.

Dorrrr... Dorrr...

"T-tidakkk..." Teriak Lucas sambil terengah - engah.

Lucas melihat ke sekitar. Tak ada bukit, bunga, ataupun orang di dalam sana. Ia hanya melihat sebuah kamar dengan dominasi berwarna putih dan beberapa hiasan dinding di sekitar posisi kepala. "Itu hanya mimpi." Desis Lucas tak tenang.

Anna. Anna nya tidak ada. Lucas seketika bangkit seraya memanggil kekasihnya ke seluruh penjuru rumah. Ia mencari ke kamar mandi, dapur, ruang tamu, kamar kosong di lantai satu, termasuk beranda tetapi Ia tidak ada di sana. Lucas lantas berlari ke arah belakang rumah. Mungkin Anna tengah berenang atau semacamnya namun Ia tak ada juga. Lucas mulai kalut, napasnya terasa sesak dengan kepala yang hendak pecah.

FATED : When Love Finds a Way [END]Where stories live. Discover now