Parte 45

653 61 4
                                    

Anna's side...

Pavilion, Lucas's Cottage. Gravà. Catania. 06.00 PM.

Tak ada yang dapat Anna lakukan tatkala moncong sebuah revolver menekan pelipisnya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Tak ada yang dapat Anna lakukan tatkala moncong sebuah revolver menekan pelipisnya. Ia hanya duduk dengan kaku sembari berharap tuas itu tak segera meluncurkan timah panas sebelum Lucas datang. Atau mungkin segera datang karena Ia sangat ketakutan.

Matt secara mengejutkan berjalan mendekat, menembak peluru kosong sebagai tanda jika tembakan kedua pasti ada isinya. Dan benar saja, hanya satu kalimat pertanyaan dari Luisa tiba-tiba suara pecahan menyambut kegelapan yang Matt bawa. Pria itu menembak bohlam dan mungkin Anna harus mulai mengingat berapa banyak slot peluru di dalam sana.

"A-apa ini Matt?" Tanya Anna terbata.

Matt tak menjawab. Ia menoleh Luisa dengan pandangan tak terbaca. "Pergilah, Signora. Saya tidak akan melukai Anda."

Luisa tampak menggeleng di tengah tangisnya. "Apa mau mu? Kau bukan Matteo yang ku kenal."

"Saya hanya akan memberikan Anda satu menit kesempatan." Satu kalimat singkat yang diiringi dengan gerakan memutar moncong pistol ke arah Luisa.

"Pergilah, Luisa. Biarkan kami berbicara." Ucap Anna meski begitu ketakutan. Luisa hendak membalas dengan beberapa perkataan namun Anna kembali menggeleng tegas. Ia tau dirinya tak akan mati kali ini. Atau mungkin Ia berharap tak mati.

Luisa menyingkir tak yakin. Ia segera meraih ponselnya yang berada di atas meja untuk sekedar mencari pertolongan dari Marc. Tak banyak pria di rumah pelayan, yang Ia butuhkan adalah penjaga keamanan.

"Aku akan bertanya kembali. Apa yang kau inginkan Matt?"

"Kematian mu, Anna."

"Karena kartu memori itu?"

"Karena ibumu telah membunuh adikku."

Anna berusaha mengenyangkan segala sesak di dadanya. Apa lagi ini?

"Ibuku?"

"Perlukah ku katakan jika ibumu membunuh adikku di tangan mafia Italia Utara, Anna?" Kata Matt semakin mendekat. "Jika Ia tak mencari tau, adikku masih bernafas sampai sekarang. Jika Ia membawa adikku pergi maka Ia masih ada di sini sampai sekarang. Ibumu wanita serakah." Segala perkataan Matt serasa menampar Anna begitu telak.

"Pelabuhan Venice? Adikmu ada di sana? Apa adikmu adalah anak kecil yang meminta untuk difoto?" Tanya Anna mengingat kalimat singkat dari buku harian sang ayah. "A-apa Ia adalah adikmu?"

Matt berdecih. Baru kali ini Anna menangkap ekspresi lain di wajah Matt meskipun ekspresi ini tak lebih baik dari ekspresi datarnya. "Kau tau."

"Tidak kah kau mengira jika ibuku adalah korban juga saat itu?"

FATED : When Love Finds a Way [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin