Parte 34

692 60 0
                                    

Anna's side...

High St, Hampton Hill, Hampton, Great Britain. A year later.

Sesuatu menghantam jendela kaca tepat di hadapan Anna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuatu menghantam jendela kaca tepat di hadapan Anna. Gadis itu sedikit terkejut. Ia lekas berdiri dan melihat ke arah trotoar. Oh tidak itu hanyalah daun berwarna merah dengan ranting yang masih menyatu di pangkalnya. Sangat tipikal dengan fenomena musim gugur.

Anna kembali memusatkan pandangan ke arah jalan utama Hampton Hill. Ia mengamati berbagai macam awak yang tengah sibuk dengan Senin paginya. Hari yang mungkin paling dibenci seluruh dunia karena hari ini adalah hari untuk kembali bekerja. Beberapa orang dengan jaket tebal berdiri berjejal menunggu bus di Parkside Stop HA dengan beberapa lainnya mengejar kereta ke arah Fulwell Twickenham. Maklum, Hampton bukan tempat yang ideal bagi para penggila kerja.

Satu tahun bukan masa yang cepat untuk bangkit dan menata hatinya yang telah porak poranda. Anna masih harus bekerja keras untuk melupakan Lucas dan calon anak mereka. Mereka? Entahlah. Ia masih secara spontan menyebutnya seperti itu.

"Boo!" Teriak suara bariton tepat di samping telinganya.

Anna terkejut bukan main. Ia dengan cepat memegangi dadanya yang bergemuruh karena terkejut. "Kau mengagetkan ku, Benedict!" Desis gadis itu kesal. Benedict Nethelsole Belmore adalah salah satu manusia dengan spesies paling menyebalkan yang pernah ada.

Pria itu tertawa tak acuh. "Aku telah berada di sampingmu sejak lima menit yang lalu dan kau masih saja melamun." Kata pria itu. "Apa yang kau pesankan untukku?"

"Sourdough dengan telur, salmon asap, dan lokio. Kau ingin yang lain?" Tanya Anna seraya menyodorkan piring milik pria itu.

"Cukup. Tak akan ada yang mau mengencani ku jika perut ini membuncit karena sourdough." Ucap Ben seraya memegang perutnya yang penuh otot.

Anna memutar bola matanya malas. "Sepertinya kau melupakan jika dirimu adalah sepotong wortel di tengah sekumpulan kelinci. Wanita mana yang tak akan melompat padamu." Kata Anna sembari memakan roti lapis miliknya.

"Ah benar juga. Bahkan saat kadar ketampanan ku masih di bawah standar kau juga melompat padaku kan." Gurau Ben menyebalkan. Ia sangat paham jika Anna sangat membenci masa - masa itu.

"Katakan itu sekali lagi dan aku akan mencincang mu." Decak Anna memperingatkan. Ia telah menggenggam erat pisaunya di tangan kanan.

"Baiklah baiklah. Aku menyerah." Kata Ben seraya mengangkat tangannya sambil mengulum senyum. "Kendurkan tanganmu atau aku yang harus membayar ganti rugi jika piring itu pecah, Anna."

Anna merengut kesal. "Kau yang membuatku kesal terlebih dahulu, Benedict. Entah setan apa yang merasuki ku hingga aku pernah menyukaimu."

Ben tertawa keras. "Pesonaku memang tak dapat di tolak, Anna. Mengaku saja." Ucapnya masih dengan kikikan.

FATED : When Love Finds a Way [END]Where stories live. Discover now