ch12

436 59 9
                                    

"Alamak.. " panik blaze

Tiara yang mendengar suara sesuatu yang pecah pun langsung bergegas mencari asal suara. Ia sangat terkejut begitu melihat vas bunga kesayangannya pecah dan tengah di punguti oleh blaze.

"KAU..!!"

Plaaakkk..

Tubuh blaze langsung terhuyung saat mendapatkan tamparan yang amat keras. Blaze terus menerus berkata dalam hati agar ia tidak boleh menangis lagi.

"KAU INI!! DASAR ANAK SIALAN!! KENAPA KAU MENYUSAHKAN SAJA!! AKU MENYESAL TELAH MERAWATMU!!" bentak tiara sambil menjambak rambut blaze dan memaksa blaze untuk berdiri.

"Arrgh...ibu.. Sakitt!!" pekik blaze yang mencoba melepas tangan sang ibu

Bugghh...

"Aaakhh-"

Blaze langsung memegangi bibirnya yang baru saja menjadi sasaran empuk pukulan dari ibunya. Dapat blaze rasakan kalau hidung dan sudut bibirnya berdarah.

"ANAK SIALAN SEPERTIMU TAK PANTAS HIDUP DI KELUARGA KAMI! MATI SAJA KAU"

Blaze langsung dihempaskan keatas pecahan vas bunga sehingga beberapa vas bunga yang runcing langsung menusuk ketubuh blaze.

"BERSIHKAN SEMUA INI ATAU JANGAN HARAP BISA MAKAN!"

Tiara langsung pergi, blaze menatap tangannya yang mengalirkan darah segar karena tertusuk oleh pecahan pecahan vas itu.

'Apakah aku memang tak pantas hidup?'tanya blaze dalam benaknya

"Hmm, sampai kapan kau akan menatap tangan kotormu itu? Kau hanya terluka sedikit dan tak akan membuatmu mati! Ya tapi akan lebih bagus jika kau mati" ucap reverse yang tengah berdiri di ujung tangga paling atas.

Blaze hanya menatap datar kearah reverse, ia hanya mengusapkan darah yang sangat banyak itu ke sweater nya  dan tak peduli jika sweater nya penuh dengan noda darah. Ia langsung memunguti pecahan vas bunga itu.

"Hahaha lihat, bahkan kak gempa sudah tak peduli lagi padamu.. Huhh lagian anak beban sepertimu tak pantas menerima kasih sayang, bye selamat bekerja aku akan menelfon kak gempa dulu"

Blaze hanya bisa menghela nafas saja. Ya selama 4 tahun terakhir ini blaze tak pernah menelfon gempa karena tidak diizinkan oleh orang tuanya, andai saja blaze sempat mengingat no.hp gempa mungkin setidaknya ia bisa bertanya kabar kakaknya.

Thorn dan solar sering menawarkan agar blaze menelfon gempa menggunakan ponsel mereka tetapi blaze tidak tahu no.hp gempa.

'Mungkin aku memang tak pantas dilahirkan'

Sraaakk...

"Aakkhh-- ayah!!" pekik blaze kaget

"SIAPA YANG MENYURUHMU BERMALAS MALASAN!! KAU INI TULI ATAU APA? AKU MEMANGGILMU SEJAK TADI!! DAN JANGAN PERNAH MEMANGGILKU AYAH LAGI!! KAU BUKAN ANAKKU!!"

"ma-maaf ayah.. Blaze tak mendengar"

"AARRGH!! ALASAN!! PERGI KAU DARI SINI!!"

untuk yang ke 2 kalinya blaze dihempaskan. Kali ini ia langsung berlari kebawah dan mengambil kunci motor dan helm nya. Ya walau masih dibawah umur tapi blaze sudah terbiasa membawa motor, blaze juga menggunakan uang tabungannya untuk membeli motornya itu.

"Huhh.. Ayah lihat, anak seperti dia tak seharusnya ayah pelihara" ucap tiara

"Huhh.. Siapa yang memelihara dia? Sudah lama aku ingin mengusirnya"

Motor blaze melaju kencang dijalanan, fikirannya kacau, ia tak tahu akan kemana. Bahkan ia tak fokus saat mengendarai motornya, air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya membuat pandangan nya buram.

What I Wrong?  ||BoBoiBoy Blaze🔥||Where stories live. Discover now