[ Complete ] 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐨 & 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧
❝Daddy sayang kalian berdua, sangat. Lebih dari yang kalian tahu.❞
"Oh ya? Dari angka satu sampai seratus, berapa persen Daddy sayang kakak sama adek?"
"Bahkan angka-pun tidak mampu mengukur seberapa sayang...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Setelah melalui perundingan yang cukup lama dengan Nana, dibantu oleh Mahen, Harry, Karina bahkan Ares pun ikut turun tangan dalam permasalahan antara kakak dan adik itu-akhirnya Jaedan setuju dengan permintaan dari teman-temannya untuk menjadikan Nana sebagai pianis untuk penampilan nya yang jatuh pada hari ini-menggantikan Clarise. Walau rasanya Jaedan masih setengah hati mengikhlaskan kepergian action figure kesayangannya yang itu.
"Senyum senyum mulu lo kaya orang idiot! Takut banget lhohh.." Nana bergidik ngeri begitu melihat saudaranya tengah melakukan tebar pesona di depan cermin saat Nana baru saja masuk.
Jaedan melirik tajam adiknya bagai sebilah pisau. "Gue belum rela ya sama action figure yang lo patahin itu, kita belum baikan, jadi lo nggak usah sok akrab sama gue!" Jaedan memalingkan wajah dan tubuhnya sehingga posisinya sekarang membelakangi Nana yang hanya berdiri di ambang pintu. Dia jadi lupa tadi ke kamar Jaedan mau ngapain, makanya Nana cuman bengong aja disana.
"Cepetan! Lo siap-siap nya kaya cewek, lama bener dah." Nana mencibir.
"Ya sabar dong elaah, gue harus jadi yang paling cakep!"
Nana cuman merotasikan bola mata dan menghembuskan napas panjang sembari berbalik kemudian keluar dari wilayah kamar Jaedan.
Ngomongin jadi yang paling cakep-Jaedan jadi teringat akan pesan teks yang dia kirim pada sang ayah sejak tadi malam namun tak juga kunjung dibalas hingga detik ini. Hatinya gelisah, bertanya tanya bagaimana jika nanti ayahnya tidak datang? Bagaimana jika pria itu mengingkari janjinya lagi?
"Ah! Tapi dad udah janji" Jaedan bergumam menenangkan hati nya yang masih gelisah. Ia merapikan rambutnya sejenak dan menyemprotkan parfum sebelum benar-benar meninggalkan kamarnya untuk pergi menuju kampus, mengingat ini sudah hampir jam delapan pagi, dan ia akan naik ke panggung pukul sembilan tepat.
**
Lama perjalanan yang ditempuh dari Australia menuju Indonesia bisa memakan waktu hingga enam jam sampai tujuh jam. Jeff sudah menyiapkan semuanya sejak siang dan berencana akan berangkat pada sore hari agar ia bisa sampai di Indonesia lebih awal dan dengan harapan penuh bisa berjumpa dahulu dengan putra sulungnya sebelum melihatnya dipanggung keesokan harinya. Namun tiba-tiba semua rencananya berantakan saat ia menerima kabar bahwa Eirene berhalangan hadir pada jam dimana Jeff akan terbang ke Indonesia.
Mau tidak mau-pria itu harus tetap berada di Australia, mengurus semua berkas yang menjadi tangguh jawabnya untuk proyek ini sembari menunggu kedatangan Eirene.
