[ Complete ] 𝐟𝐭. 𝐉𝐞𝐧𝐨 & 𝐉𝐚𝐞𝐦𝐢𝐧
❝Daddy sayang kalian berdua, sangat. Lebih dari yang kalian tahu.❞
"Oh ya? Dari angka satu sampai seratus, berapa persen Daddy sayang kakak sama adek?"
"Bahkan angka-pun tidak mampu mengukur seberapa sayang...
"Dari siapa?" Leon bertanya dingin pada bawahan ayahnya saat pria itu menyodorkan sebuah kardus berukuran kecil padanya tanpa alamat pengirim. Tentu saja itu membuat Leon merasa curiga.
"Dari Jaedan Hale, namanya emang engga tertulis disini." Ucapnya.
Seketika Leon langsung menghentikan aktivitasnya, dia menatap kotak kardus tersebut dengan kening berkerut. "Si bajingan itu ngapain ngirim kaya begituan? Itu bukan santet kan? Coba lo buka dulu, kalau isinya macem macem buang aja!" Ujar Leon dengan nada tinggi seperti biasanya.
Pria itu membuka kotak tersebut sesuai perintah dari Leon kemudian ia berkata, "Isinya cuman kertas sama kertas foto kok."
"Hari gini Jaedan masih pakai surat buat ngehubungin orang????"
"There must be a reason."
Leon berdiri dan mengambil alih kotak tersebut. "Gue simpen dulu aja, paling isinya nggak penting." Ucapnya kemudian berlalu begitu saja ke kamarnya untuk menaruh kotak tersebut di kolong kasur.
Dan hari ini—
Laki laki itu sedang berdiri di depan kasurnya, menatap lamat lamat kotak bewarna coklat itu diatas kasur. Jujur saja, Leon begitu penasaran dengan apa isinya setelah melihat tatapan Jaedan yang diberikan padanya beberapa hari yang lalu ketika dia dengan tega nya menginjak dada sebelah kiri Jaedan, tepat di jantungnya.
Ini sudah hari ketiga sejak kejadian itu dan Leon baru saja mendengar bahwa Jaedan membutuhkan transplantasi jantung. Anak laki laki itu mulai berpikir bagaimana jika isi kotak ini penting? Bagaimana jika dia akan menyesal kalau tidak membukanya?
"Tck!" Leon berdecak kesal, ia mengepalkan tangannya sejenak sambil menarik napas dalam dalam sebelum akhirnya—dia memutuskan untuk membuka kotak tersebut.
"?!" Napasnya tercekat seketika. Butuh waktu sekitar lima detik bagi laki laki itu untuk mempercayai bahwa foto yang ada di dalam kotak tersebut, foto yang baru saja ia lihat sehingga membuat napasnya tercekat—itu adalah foto ayahnya, namun yang membuatnya terkejut bukan bagian itu.
Itu bukan hanya sekedar foto ayahnya, itu foto ayahnya bersama Jeff. Mereka menatap ke arah kamera sambil merangkul pundak satu sama lain seolah mereka akrab.
"No way... mereka musuh bebuyutan!" Leon menyangkal foto tersebut.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
