9.

6.6K 654 91
                                    

Setelah mereka kembali dari kunjungan ke sekolah, mereka kembali ke kampus lebih dulu untuk berunding tentang keputusan kepala sekolah.

"Jadi, kita tidak bisa melakukan banyak kegiatan, hanya bisa untuk sosialisasi." Kata Yuchen dengan helaan nafasnya yang terdengar kecewa. Padahal mereka berniat untuk membuat sebuah pentas seni untuk anak-anak SMU.

"Ya, mau bagaimana lagi. Kalau tidak di perbolehkan dan kalau kita juga tidak mau memberikan sosialisai, kita bisa mencari sekolah lain." Kata Zhan.

"Hm, tapi agak sulit kalau kita harus mencari sekolah lain. Ya, lagipula sudah terlanjur. Tidak apa-apa untuk memberikan sosialisasi yang berguna." Sambung Jili.

Sedangkan Yibo hanya mengangguk setiap kali mendengar masukan dari ketiga orang tersebut.

"Ya sudah. Kita akukan sosialisasi saja." Kata Zhan pada akhirnya yang membawa mereka pada sebuah kesimpulan.

"Hm, baiklah.."

Mereka akhirnya mengangguk setuju.

¤¤¤

Keesokan harinya Yibo di serang oleh teman-teman kelasnya. Semua pertanyaan serta keluhan kekecewaan terus terdengar di telinganya.

Namun bukan Yibo kalau dia akan mempedulikannya. Pria itu bahkan sama sekali tidak menatap orang-orang yang sedang mengeluh padanya seolah menganggap tidak ada seorang pun yang sedang berbicara padanya.

Sampai saat Lili mengatakan sesuatu yang menarik perhatian Yibo.

"Kamu tidak peduli dengan kelas kita hah? Ini adalah drama kelas kita untuk festival! Kamu mau mempermalukan kelas kita?"

Yibo yang dari tadi masa bodoh seketika langsung menatap tajam gadis yang berdiri di depan mejanya.

"Siapa yang mengajukan diri untuk mengikuti festival ini? Pernahkah kamu melihat aku menawarkan diri?" Yibo bertanya pada Lili.
Membuat seisi kelas yang tadinya ribut kini mulai diam membisu.

"I-itu.. itu keputusan ketua kita, kamu tidak boleh membantah!" Jawan Lili dengan wajah yang mulai pucat.

Sejujurnya dia juga terkejut melihat ekspresi Yibo yang tampak menyeramkan.

Yibo melirik ke arah Han Gu. Sementara Han Gu hanya memasang wajahnya yang terlihat menyerah tanpa mengatakan apapun.

"Drama itu, akan rusak bila salah satu pemerannya tidak bersungguh-sungguh dan yang membuat pemeran tersebut tidak bersungguh-sungguh adalah kalian orang-orang yang suka memaksa! Jangan menyuruh seseorang melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, karena dia bisa saja menghancurkan segalanya!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Yibo mulai berjalan keluar dari kelas karena dia tidak ingin menghabiskan suaranya hanya untuk membicarakan hal-hal yang tidak penting.

Setelah Yibo meninggalkan kelas. Seisi kelas seketika langsung menghela nafas panjang dan masing-masing meraup oksigen sebanyak mungkin setelah sejak tadi mereka di tekan oleh atmosfer yang rendah.

"Ya ampun.. sudah ku bilang, jangan memaksanya. Kali ini kita benar-benar membuatnya marah." Kata salah seorang wanita sambil menekan dadanya.

Mendengar perkataan tersebut, Lili mengepal erat tangannya dan mengeretakan giginya seolah tak terima saat seseorang melawannya.

"Cih! Aku akan mengejarnya!" Kata wanita itu sambil beranjak pergi.

Namun sebelum dia mencapai 2 langkah, tangannya di cekal, membuat langkahnya terhenti dan mengharuskan ia menoleh untuk melihat siapa yang berani menghentikannya.

"Untuk saat ini, biarkan saja. Kamu hanya akan memperkeruh suasana kalau sampai mengikutinya. Yibo itu.. saat dia marah, tidak ada satupun dari kita yang bisa mengatasinya. Karena itu, jangan menganggunya." Tegur seorang pria yang tak lain adalah Han Gu, ketua mereka sendiri.

Best friend or lover (YIZHAN/END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang