18.

5.8K 581 55
                                    

Cheng Xiao duduk di dalam kamarnya dengan perasaan yang gelisah. Dia terus menggigit kuku jarinya dan bayang-bayangan perkataan Xiao Zhan masih terus terlintas dalam pikirannya.

Cheng Xiao tidak tahu kenapa dia begitu gelisah. Tapi, jika dia tidak melakukan sesuatu, Yibo mungkin akan benar-benar di kuasai oleh Xiao Zhan.

"Tidak! Mereka hanya teman. Benar, Zhan sepertinya menyukai Yibo. Kalau aku tidak bisa memisahkan mereka, lebih baik hancurkan saja." Seolah sebuah ide baru terbesit dalam pikirannya. Wanita yang tadinya gelisah itu kini menyeringai dengan licik.

Tuan An pulang ke rumah dengan helaan nafas yang panjang.
Dia tidak tahu bagaimana harus memberitahu Cheng Xiao tentang pembatalan pertunangannya yang sudah benar-benar di lakukan.

Pria paruh baya itu melemparkan dirinya ke sofa.

"Hufftt... Bagaimana reaksi putri cantikku jika mendengar tentang ini?" Dia berguman lirih dan bersandar pada sofa dengan perasaan yang lelah.

Sementara itu di apartemen, Xiao Zhan mengutak atik laptopnya untuk mengerjakan tugas laporannya.

Yibo duduk di belakangnya sambil memeluknya dengan erat.

"Apa itu sulit? Aku bisa mengerjakannya untukmu." Kata Yibo dengan santai.

Zhan menggeleng pelan, "Tidak, ini cukup mudah dan akan selesai sebentar lagi. Apa kamu mengantuk?" Jawab Zhan sambil memberi pertanyaan.

Yibo mengangguk dan menjawab dengan manja, "Hm.."

Zhan mengangkat tangan kirinya, mengelus pipi pria Wang itu dengan lembut.

"Tunggu sebentar, aku akan segera selesai."

Yibo mengangguk dan bersandar di bahu pria manis itu. Dia menghirup aroma harum dari sampho yang di gunakan Xiao Zhan.
Yibo tersenyum dan tanpa sadar dia mencium leher pria manis itu, membuat Zhan membeku seolah di sambar petir.

"A-Apa yang kamu lakukan?" Pekik Zhan kaget dengan wajah yang memerah. Itu sedikit terasa geli dan membuat tubuhnya memanas.

Wang Yibo menatap pria manis yang gugup itu dengan ekspresi bingung. Sejujurnya dia juga terkejut dengan perbuatannya sendiri karena selama ini dia hanya berani mencium bibir pria manis itu.

Yibo tak ingin membuat suasana menjadi canggung. Pria Wang itu tersenyum dan berkata, "Aromanya harum... memangnya aku tidak boleh menciumnya ya?"

Wajah Xiao Zhan kembali memerah. Dia memegang lehernya yang sedikit tegang dengan perasaan yang kacau.
Pria manis itu menunduk diam.

Wang Yibo menatapnya dengan sedih. Pria Wang itu menunduk dan mengepalkan tangannya.

"Maaf.." Gumannya lirih.

Mendengar permintaan maaf tersebut, Zhan mendongakkan kepalanya, menatap Yibo dengan sedikit gugup.

"Ti-Tidak.. bukan itu maksudku.. jadi, itu.. aku hanya terkejut. Ini bagian yang sensitif." Kata pria manis itu mencoba untuk meluruskan kesalahpahaman.

Yibo langsung mendongakkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang cerah.

"Benarkah? Kamu tidak marah?" Tanyanya dengan semangat.

Zhan mengangguk, "Ya.. tidak." Jawabnya.

Wang Yibo menarik kepala pria manis itu dan mencium pipinya.

"Kalau begitu lanjutkan kerjanya. Aku mau ke kamar mandi sebentar." Kata Yibo sambil beranjak berdiri.

Zhan mengangguk, "Baiklah."

Zhan menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia tidak pernah merasakan perasaan aneh itu sebelumnya.

Apa aku punya penyakit jantung sekarang?
Haruskah aku beritahu Yibo untuk mengantarku ke rumah sakit?
Sepertinya jantungku bermasalah.

Best friend or lover (YIZHAN/END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang