53

49.3K 3.6K 410
                                    

Mereka kini duduk bersama di atas ranjang. Daniel dengan laptop di pangkuannya dan Sera yang menyenderkan kepalanya ke bahu Daniel sembari melihat nilai-nilai mahasiswa yang tengah di koreksi oleh Daniel.

" Nilai aku kok di kasih B sih ? Kenapa ga A ajah "

" Ihh.. si Ani A kok aku B ? Kamu gimana si mas? "

Daniel langsung menoleh " gimana apanya? "

" Ya itu! Kenapa nilainya aku B? Ini si Lisa ajah B+ kok ini Ani A, aku kok B sendiri? "

" Ya memang itu nilai kuis kamu kemaren "

" Ishh! Kenapa sih ngasih kuis dadakan mana susah lagi "

" makannya belajar " ucapnya.

" Mana sempet! Kamu ajah baru berenti jam 2 pagi! "

Daniel terkekeh kecil " Memangnya belajar harus malem? Siang kan bisa " jawab Daniel santai sembari masih mengotak Atik laptopnya.

" yaudah kamu gausah dapet jatah, biar aku bisa belajar dari siang sampe malem "

Daniel langsung menghentikan kegiatan nya, ia menoleh ke arah Sera cepat " kok gitu? "

" Ya kan biar bisa bela- "

Cup..

Daniel mengecup bibir Sera " iya iya kalo habis itu saya gak ngadain kuis "

" Kalau kamu mau ngga ada kuis sama sekali, berarti kamu harus ngasih saya jatah setiap hari "

" Hih enak di mas Daniel! "

Obrolan mereka terhenti ketika Andre, sekretaris Daniel menelfon.

" kamu terus awasi dia, jangan sampai dia pergi lagi. Hm..  besok pagi ke ruangan saya  " Daniel segera mematikan teleponnya ketika Sera memanggil.

" tadi Andre telfon, dia udah nemuin Siska. Besok saya dan Andre akan nemuin dia. Rencananya saya mau melaporkan dia ke pihak berwajib "

" Dia bisa saja kena Pasal, di sengaja ataupun tidak dia akan tetap di tahan. Saya juga punya bukti rekaman cctv dari kafe dan di sana terlihat jelas dia dengan sengaja mendorong kamu "

Daniel mengambil tangan Sera dan di elusnya lembut " Gimana menurut kamu? "

" Kalau Sera bilang Sera gak mau memperpanjang masalah ini gimana? "

" Maksud kamu? " Ketus Daniel.

" Sera mau berdamai ajah. Sera mau lupain masalah it- "

" Lupain? Kamu bilang lupain?! "

Nada bicara Daniel tiba-tiba meninggi. Membuat Sera kaget akan hal itu. " bukan gitu maksudnya, Sera..  Sera cuma gak mau masalah ini jadi panjang " ucapnya menunduk.

Sera melirik takut ke arah Daniel yang terkekeh kecil. Ia bisa melihat Daniel mengepalkan tangannya dengan kuat sampai otot-ototnya terlihat.

" Kenapa tiba-tiba berubah? Bukannya dulu  kamu yang mau begini? "

" Mas... Sera cuma ga mau inget-inget lagi hal- "

Daniel menggelengkan kepalanya ia lalu menatap tajam istrinya " kamu dengan gampangnya bilang seperti itu? Ingat Sera dia dengan sengaja sudah membunuh calon anak kita! " air mata Sera turun mendengar bentakan Daniel.

" Saya juga akan melaporkan Reno. Karena secara tidak langsung dia penyebab saya kehilangan anak saya "

" Mas! "

" Apa? Kamu mau belain dia? Kamu mau bilang biar saya lupain masalah ini? Keputusan saya sudah bulat saya akan tetap melaporkan mereka! "

" Dengerin aku dulu! Bukan gitu maksud aku mas. Sera cuma mau kita maafin mereka, kita jangan dendam sama mereka karena itu gak akan ada habisnya  "

" Gak semudah itu memaafkan Sera. Saya sudah lama menantikan anak saya. Saya jadi ingat, dulu kamu tidak mau berhubungan Dengan alasan tidak siap. Saya berpikir, Allah mengambil anak kita karena tau kamu belum siap? "

" sebenarnya kamu belum siap iyakan? JAWAB! "

Prangg!

Air mata Sera turun semakin deras ketika Daniel membanting dengan keras vas bunga yang ada di atas laci sehingga membuat vas itu pecah.

Daniel tidak memperdulikan isakan tangis sang istri. Ia pergi keluar dengan membanting keras pintu kamar mereka.

Sedangkan Sera ia terduduk lemas di atas ranjang masih terdengar Isak tangisnya begitu mendengar bantingan pintu Daniel.

Pagi harinya, Sera terbangun dengan mata sembab karena menangis semalaman. Tadi malam ia menunggu Daniel keluar dari ruangan kerjanya. Tapi sang suami tak kunjung keluar hingga akhirnya Sera tertidur.

Sera memilih untuk menuju ruang kerja Daniel. Ia membukanya, tidak terkunci. Tapi yang ia cari tidak ada di dalamnya. Daniel tidak ada di ruangan nya. Sera mengecek penjuru rumah, ia tidak menemukan Daniel sama sekali.  Sera mencoba menghubungi Daniel namun ponsel Daniel tidak aktif.

Ini masih jam 5 pagi mana mungkin Daniel pergi ke kampus apalagi ke kantor. Sera sholat subuh terlebih dahulu barangkali satu jam lagi Daniel pulang ke rumah.

matahari sudah mulai memunculkan sinarnya. Tapi Daniel tak kunjung pulang. Sera mencoba menghubungi Rachel, adik iparnya.

" Halo kenapa kak ? "

" Ehm.. itu maaf kakak ganggu pagi-pagi "

" Ngga papa kak, selowww "

" Kakak mau nanya, mas Daniel ke situ? "

" Abang? Gak tuh. Emang abang  kemana? belum balik kak?  "

Sera bingung akan menjawab apa " eh.. ehm.. itu "

" Wah Abang macem-macem nih simulasi jadi bang Toyib, ntar aku bilang mamah kak biar dia di marahin! "

" Eh nggak! Bukan bukan. Mas Daniel tadi katanya mau beli bubur kacang hijau tapi belum balik-balik. Barangkali mampir ke rumah mamah, kamu kan seneng banget sama bubur kacang hijau "

Di seberang sana Rachel mengerutkan keningnya. Terus tadi Sera bilang apa? Abangnya mau membelikan bubur untuk dirinya? Tidak mungkin! Pasti Rachel di suruh beli sendiri.  Ia merasa curiga dengan suami istri itu. Tapi Rachel tidak mau ikut campur.

" Oh.. gitu.. iya mungkin ya kak, yaudah ntar kalo Abang ke sini aku kabarin kakak "

" Iya, makasih ya hel "

Sera duduk di sofa ruang tengah, Dan mencoba untuk menghubungi Andre.

" Oh... Jadi mas Daniel ada di kantor sama pak Andre? Ehm.. ga kok saya cuma mau nanya...  yaudah makasih ya pak Andre "

Oke, jadi Daniel ada di kantornya, Sera akan bersiap-siap mandi dan segera menyiapkan makanan untuk ia bawa ke kantor Daniel sebelum ia pergi ke kampus.


***

Hai gaesss,
Wattpad author abis eror gaess 🤧
jadii...

Author baru bisa up !
Makasih yg udh always nungguin🙏🏻🤧💙

JANGAN LUPA KOMEN+VOTE!!!

SEE U!
💙

DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang