54

34.6K 2.5K 76
                                    

Taksi yang Sera tumpangi sudah sampai di depan kantor Daniel. Sebelum turun, Sera meminta supir taksi itu untuk menunggu dirinya. Sera memeriksa dirinya sekali di depan cermin.

Sera berjalan ke arah ruangan Daniel, di tengah jalan ia bertemu dengan Andre. Sera   mempercepat langkahnya mendatangi Andre.

" Pak Andre! "

Andre menoleh, mendapati istrinya bosnya tengah berjalan mendekat ke arahnya. " Bu Sera mau ketemu pak Daniel? "

" Iya, ada kan? "

" Ehm.. itu sebentar, ibu tunggu di sini dulu " Andre bingung akan menjawab apa, tadi Daniel berpesan tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

Andre mengetuk pintu ruangan Daniel, sebenarnya ia sedikit takut. Karena hari ini mood bos nya sedang tidak bagus. Dari pagi sampai sekarang karyawan yang membuat kesalahan sepele saja di marahin habis-habisan oleh Daniel.

" Siapa? "

" Ini saya pak "

Di dalam sana Daniel berdecak, kenapa sekertaris nya itu tetap menganggu, padahal ia sudah berpesan tidak ingin di ganggu.

" Masuk "

Saat Andre masuk, ia seperti berada di tempat yang terkena ledakan. Ruangan Daniel ini sangat berantakan. Kertas berserakan di mana-mana, kursi sofa pun dalam posisi mengenaskan, entah apa yang di perbuat Daniel pada sofa malang itu.

" kalau tidak penting, kamu saya pecat "

Andre kaget mendengarnya, bos nya hari ini memang benar-benar sensitif. " Itu pak.. di depan ada Bu Sera "

Hening beberapa saat, " saya tidak ingin di ganggu siapapun "

" Tapi pak- "

Daniel menatap Andre tajam, membuat Andre menurut saja. Dan segera pergi dari suasana awkard ini.

Sera tengah duduk bersama Ani dan Lisa di kursi taman kampus. Selain kantin tempat ini memang favorit mereka. Di sini tidak akan terkena panas matahari karena setiap kursi terdapat atap di atasnya. Di sini juga mereka bisa melihat cogan cogan yang tengah latihan bola basket. Karena, taman ini tidak jauh dari lapangan basket.

Tiga puluh menit yang lalu kelas telah selesai, tetapi mereka tak ingin beranjak. Tidak, bukan mereka melainkan Lisa yang memaksa Sera dan Ani untuk stay di sini.

" Anjir anjir! Ka Angga lewat "

" Tinggi banget ya ternyata "

" Emang, Tinggi dia tuh 190! "

" hah? Serius lu sa? "

" Serius lah, mana pernah gue boong kalo soal ginian. Udah pasti terpercaya "

" Muka dia glowing banget tadi kena matahari bersinar gitu "

" Dia di ig sering dapet endors skincare "

" Hah demi? Skincare ran dia? " Ucap Ani.

" Lu kira cewe doang yang harus skincare ran? "

" Iya juga sih "

Saat Ani dan Lisa mengobrol, Sera melamun. Apalagi tadi saat ia ke kantor, Andre bilang Daniel sibuk. Tapi Sera tau pasti Daniel ingin menghindarinya. Bekal yang ia bawa untuk Daniel, ia berikan ke supir taksi. Sera mencoba menelpon Daniel, lagi-lagi pria itu tidak mengangkat telepon darinya.

" Ra lu kenapa si? Dari tadi di kelas sampei ini lemes banget lu "

Sera menggeleng pelan " gapapa "

" Gapapa gimana, muka lu juga pucat gitu Ra "

" Pusing sedikit "

" Lu mau gue anter pulang? " Tanya Lisa karena wajah Sera benar-benar pucat. Sera mengangguk, karena ia benar-benar lemas dari pagi ia belum makan apa-apa karena memikirkan Daniel.

🗿🗿🗿

Sera menata makanan yang telah ia masak di meja makan. Sembari menunggu kepulangan Daniel Sera memilih membersihkan diri, karena sepulang dari kampus Sera ketiduran. Mendengar suara mobil, Sera segera turun untuk menyambut kepulangan Daniel.

Saat membuka pintu utama senyum nya merekah, ia menghela nafasnya saat Daniel berjalan melewatinya. Sera mengikuti Daniel menuju kamar mereka.

" Sera udah siapin air anget, mas Daniel mandi dulu ya " Daniel hanya mengangguk sebagai jawaban.

Saat mereka makan hanya suara sendok dan garpu yang terdengar, Sera yang tadinya mengajak Daniel berbicara dan tidak di respon iapun memilih diam. Selepas makanpun Daniel langsung beranjak ke atas tanpa mengucapkan satu kata pun.

Sesudah membereskan alat makan, Sera memilih membuatkan kopi untuk Daniel yang berada di ruang kerjanya.

" Mas, ini kopinya "

" Taruh di situ " setelah seharian mendiami dirinya, akhirnya pria ini bicara.

" Mas Daniel, Sera mau- "

" Keluar "

" Tapi- "

" SAYA BILANG KELUAR! "

Sera tersentak, ini sudah kesekian kalinya Daniel membentak dirinya. Matanya memburam menandakan air mata akan segera turun. Sera segera berbalik dan membanting pintu kencang. Sedangkan di dalam, Daniel memijit pelipisnya. Ia sudah membuat Sera menangis berkali-kali.

Brakk!

Daniel menendang kursi dengan keras. Ini lah yang membuatnya tidak ingin Sera di dekatnya. Karena saat ini emosinya tak terkendali. Ia takut kelepasan melampiaskan emosinya ke Sera.

***

JANGAN LUPA VOTE+KOMENN!!

SEE U
💙

( HBD ayangnya author 😌)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( HBD ayangnya author 😌)

DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang