15.

4K 419 58
                                    

~👑~

JEMARI lentiknya menyentuh kotak yang terbuat dari kayu dengan ukiran ditiap sisinya, menyusuri pinggirannya menuju kait yang mengunci. Dia membukanya lalu mengambil benda sepanjang satu jengkal tangan berbentuk seperti besi yang terbuat dari perak yang diukir pada ujung pegangannya, menyentuhnya dengan jari lain dari ujung ke ujung tajam disisi lainnya.

"Sayang?"

Yang dipanggil melirikkan maniknya tanpa menoleh, sudut dibibirnya terangkat tipis seraya meletakkan kembali benda itu kedalam kotak lagi kemudian mengaitkan kembali kuncinya. Setelahnya dia berjalan keluar menemui orang yang menyerukan panggilan tadi.

"Ada apa Jae?" Asahi melangkah kearah Jaehyuk dan memeluknya dari arah belakang, lengannya diusap lembut oleh sang dominan.

"Disini kau rupanya, hm? Aku mencarimu sejak tadi." Jaehyuk melepas pelukan Asahi lalu menarik lengan pemuda cantik itu, menuntunnya agar menghadapnya. Kedua tangannya sudah bertengger manis disisi pinggang Asahi, meremasnya pelan dengan seduktif.

Asahi melirik remasan tangan Jaehyuk dipinggangnya sekilas lalu mendongak menatap sang dominan, lengannya dikalungkan sehingga tubuh mereka saling merapat. "Ada apa, hm? Uhm shhh.." Asahi mendesis kala merasakan lidah Jaehyuk menyapu lehernya dengan lembut.

"Jun hyung menyuruh kita untuk mengawasi pemuda unit 023." Ujar Jaehyuk disela kecupannya.

Asahi mengernyitkan dahi, "Haruto maksutmu?" Tanyanya memastikan.

Jaehyuk langsung menghentikan kegiatannya dan menarik wajahnya menjauh, menatap tajam sang kekasih dengan raut tak suka. "Kau sudah tahu namanya rupanya, hm?" Geraman rendah lolos darinya, Jaehyuk tidak suka jika Asahi memperhatikan laki-laki lain sedetail itu kecuali dirinya.

"Tentu saja aku tahu. Dia dekat dengan sepupuku dan sering datang kesini untuk menemuinya." Terangnya. Asahi tersenyum tipis, kekasihnya ini mudah sekali cemburu padanya bahkan untuk hal-hal kecil seperti mengenal atau bahkan berinteraksi dengan laki-laki lain.

"Begitukah?" Tanyanya lagi dan langsung diangguki oleh Asahi dengan mantap.

"Kurasa mereka berkencan, Jae." Ungkapnya.

Jaehyuk mengangkat satu alisnya, bingung. Bukankah Asahi biasanya akan melarang siapapun mendekati Jeongwoo? Lalu kenapa Haruto dibiarkan saja?

"Apa pesonanya begitu menarik sehingga kau memperbolehkannya mendekati sepupumu?" Sarkasnya.

Asahi mendecak sebal sambil melayangkan pukulan pada bahu Jaehyuk. "Bisakah kau tidak berpikiran seperti itu?! Menyebalkan! Aku hanya merasa keterlaluan karena sudah melarangnya berkencan, jadi untuk kali ini ku biarkan dia dekat pemuda itu." Tuturnya.

Jaehyuk terdiam sejenak, menatap lamat kekasih cantiknya, sesekali membenarkan rambut yang menutupi wajahnya. "Bukankah kau melarangnya berkencan karena takut kalau dia mungkin saja terjerat oleh para 'mahluk' itu? Bagaimana kalau ternyata dia adalah salah satu dari mereka?" Ujarnya.

Asahi mengulum bibir ragu. Entahlah, tapi mendengar perkataan Jaehyuk barusan membuatnya gelisah. Bagaimana kalau ternyata Haruto adalah vampir?

"Maka aku akan menikam jantungnya dengan tanganku sendiri." Ujarnya dengan nada dingin. Kilat dimatanya berubah berapi-api dengan kebencian yang tergambar jelas.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Where stories live. Discover now