19.

3.2K 372 27
                                    

~👑~

HELAAN nafas berkali-kali terdengar, membuat sosok lain disana melirik tajam. Sejak tadi gerutuan tak henti keluar dari bilah bibir pemuda itu, kesal karena buku didepannya tidak memiliki satupun penjelasan dari tugasnya.

"Jo Jung-nim~! Kenapa buku-buku jelek ini tidak ada yang menerangkan kelainan pica?! Aku lelah~!!!" Rengeknya dengan kesal.

Yang lebih tua mendongak, menatap pemuda yang menatapnya dengan cemberut lucu. "Pica?" Tanyanya yang langsung diangguki oleh pemuda itu.

Dia menutup bukunya lalu meletakkannya pada meja kemudian mengaitkan kedua tangannya, menegakkan tubuh dan berfokus pada pemuda itu. "Sejauh apa yang kau tahu?" Tanyanya.

"Eating disorder, ditandai dengan makan sesuatu yang tidak wajar atau bukan makanan dan tidak memiliki gizi, imbasnya menyebabkan gangguan kesehatan pada si penderita." Jelasnya singkat.

Jo Jung meraih botol minum didepannya untuk ditenggak sebelum mulai berbicara. "Untuk ukuran asisten dosen sepertimu kau itu terlalu bodoh." Ungkapnya sambil geleng kepala.

"Heh! Kenapa malah mengataiku?! Cepat jelaskan saja tak perlu menghinaku!" Omelnya dengan kesal. Ugh! Andai saja ini bukan di perpustakaan, Jeongwoo sudah pasti menendang dosen sialannya ini!

Jo Jung terkekeh melihat bagaimana Jeongwoo menahan amarah untuk tidak mengamuk karena mereka sedang didalam perpustakaan. Dia menatap pemuda itu dengan lekat, tersenyum tipis; yang sesungguhnya terlihat miris.

"Hei bodoh! Aku mencintaimu." Katanya dalam hati.

Jeongwoo menumpukan dagunya pada lipatan lengannya diatas meja, menunggu sang dosen untuk menjelaskan.

"Pica adalah gangguan makan yang ditandai dengan makan sesuatu tidak wajar, yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh manusia seperti paku, kayu, kertas dan semacamnya. Kondisi ini tidak sama dengan anak-anak yang memasukkan benda asing kedalam mulut mereka karena penasaran."

"Gangguan makan ini biasanya menyerang orang dengan penyakit mental, namun tidak sedikit yang juga terkena gangguan ini meski mereka 'waras'." Imbuhnya.

"Mereka pasti tidak waras. Bukankah ayam lebih enak? Kenapa malah makan kayu? Dasar aneh." Jeongwoo menggerutu sambil berdecak kecil.

"Dari yang aku tahu, mereka pada awalnya hanya mencoba mengalihkan stres dan depresi yang mereka rasakan dengan menelan benda aneh seperti paku dan kayu, dan dari situlah muncul perasaan lega, seolah beban mereka berkurang."

"Dan mereka kecanduan untuk terus melakukannya?" Sela Jeongwoo, yang lantas diangguki oleh Jo Jung. Jeongwoo mengernyitkan wajahnya, merasa ngeri membayangkan bagaimana paku dan kayu serta benda aneh lain masuk kedalam perutnya.

"Kau bisa mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap dari buku, coba datanglah ke perpustakaan dipusat kota, aku pernah membaca salah satunya." Tutur Jo Jung.

"Baiklah~ ehe.. terima kasih Jo Jung-nim" Jeongwoo terkekeh kecil.

Keduanya lantas kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing hingga hari tak terasa sudah hampir sore.

Jo Jung baru saja menutup buku yang entah sudah keberapa ia baca dan meletakkannya ke atas meja. Matanya menatap lurus kearah Jeongwoo yang tengah tertidur dengan kepala ditumpu pada lengan kanannya. Jo Jung tersenyum tipis melihat bocah itu tidur. Terlihat damai seperti bayi.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang