27.

2.6K 349 15
                                    

~👑~

JEONGWOO terbangun karena suara tangis Haru. Dia mendudukkan diri sejenak sebelum bergerak menuju box bayi didekat ranjangnya untuk menggendong sang buah hati. "Ada apa Haru? Kau lapar?" Tanyanya sambil menguap.

Jeongwoo mengambil botol susu dinakas kemudian mendudukkan diri ditepi ranjang. Matanya bergerak mengamati bagaimana putranya minum dengan lahap seakan amat kehausan. "Pelan-pelan sayang.." ujarnya dengan lembut.

Jemarinya mengusap pipi gembil nan halus milik Haru, ulasan senyum terpatri diwajahnya. "Kau punya mata yang indah seperti Daddymu, Haru." Katanya lalu terkekeh.

Haru berkedip lucu, manik caramelnya mengamati wajah sang Mommy, tangan mungilnya berayun-ayun keatas hendak menggapai hidung Jeongwoo. Ibu muda itu terkikik geli merasakan usapan tangan mungil dihidung serta wajahnya.

Baru sekitar satu minggu lalu Haru lahir, tapi fisiknya sudah seperti bayi berusia lima bulan. Karena gen pure vampire yang ada pada Haru memungkinkan pertumbuhannya sangat cepat. Mungkin dua atau tiga bulan lagi Haru sudah seumuran manusia dewasa pada umumnya.

Saat sedang asyik memperhatikan Haru, Jeongwoo terkesiap karena melihat kilat merah dimata Haru. "Ada apa Haru?" Tanyanya saat bayi itu tiba-tiba terlihat gelisah, wajahnya sudah memerah hendak menangis.

Tiba-tiba angin kencang berhembus, menghempas daun jendela dengan keras hingga terbuka. Jeongwoo bangkit menuju kearah jendela untuk melongok keluar, gemuruh petir dan kilat saling beradu dilangit malam. Jeongwoo menunduk sambil menangkup telinga Haru agar bayi itu tak terganggu suara gemuruh petir.

"Sepertinya mau hujan." Jeongwoo lantas menutup jendela dan mengaitkannya dengan kuat agar tidak terbuka lagi, tirai ditarik hingga menutup rapat. Setelahnya Jeongwoo membawa Haru dan meletakkannya pada box bayinya lagi, namun bayi itu masih terlihat tak tenang.

"Haru.. ada apa sayang? Kenapa kau jadi rewel begini?" Keluhnya sambil menepuk-nepuk kaki bayi itu dengan lembut dan berusaha menenangkannya. Sayangnya bayi itu malah menangis kencang, membuat Jeongwoo kembali mengangkatnya. "Cup.. cup.. sayang.."

'Duar!!!'

Suara petir yang begitu keras membuat Jeongwoo terduduk ketakutan, dia mendekap Haru dengan satu tangannya yang lain menutupi telinga sang bayi. Jeongwoo membuka kedua matanya, ia terkesiap saat netranya bertemu dengan obsidan merah terang milik Haru. Sedikit takut karena ini pertama kalinya Jeongwoo melihat mata Haru berubah warna menjadi merah.

"H-Haru.." gagapnya sambil menangkup wajah mungil itu. Dan pada detik berikutnya bola mata Haru kembali berwarna caramel setelah dia berkedip. "Haru takut karena suara petir ya? Tidak apa-apa.. ada Mommy disini." Ujarnya penuh kelembutan.

Jeongwoo mendongak saat merasakan dirinya tengah diperhatikan oleh 'seseorang', namun matanya tidak menemukan siapapun disana. Tanpa Jeongwoo sadari, ada 'seseorang' yang tengah berdiri dibelakangnya, menatap punggungnya lalu beralih pada putranya.

"Siapa kau?" Jeongwoo melirik dari ekor matanya tanpa menoleh. Tangannya diam-diam menelusup kebalik pakaiannya dan menarik keluar belati dari sana. Dengan gerakan cepat Jeongwoo menoleh seraya menghujamkan serangan pada sosok itu namun tidak berhasil.

Tagannya dicekal, matanya membola saat melihat siapa gerangan sosok yang berdiri menjulang dihadapannya. "K-kau.." gagapnya. Belati ditangannya jatuh ke lantai, menimbulkan bunyi nyaring yang memekakkan telinga.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang