35.

3K 282 52
                                    

~👑~

JEONGWOO mengangkat kepalanya menatap bangunan tinggi yang berdiri kokoh didepannya, ia menoleh pada Haruto yang mengulurkan tangannya untuk meminta Haru darinya. Perlahan dia menyerahkan Haru untuk digendong Haruto, pemuda vampir itu juga menggenggam tangannya sembari membawanya melangkah melewati halaman luas menuju rumah besar yang lebih seperti kastil itu.

Kastil dengan arsitektur bergaya Eropa dibagian luarnya namun bergaya Jepang dibagian interiornya menjadi perpaduan unik yang belum pernah Jeongwoo lihat sebelumnya. Lantainya juga unik, disepanjang lorong memakai marmer tapi ketika didalam kamar lantainya menggunakan kayu.

Oh dan lagi, sejak kedatangan mereka disana, beberapa maids yang Jeongwoo yakini vampir telah menyambut dengan ramah. Ada satu kepala pelayan bernama Oh Nam yang tengah berjalan didepan mereka untuk mengantarkan ke kamar yang akan mereka tempati nantinya.

Berada dilingkup yang seluruhnya vampir membuat Jeongwoo sedikit ketakutan, pasalnya mereka menatapnya dengan tatapan lapar sebab mencium aroma darahnya yang sedikit lebih manis dari manusia biasa. Tapi jangan lupa bahwa Jeongwoo adalah seorang Demigod, dia tidak akan segan menikam siapapun yang berani menyakitinya apalagi Haru.

"Anda bisa memanggil saya jika memerlukan apapun, Duchess." Katanya sambil membungkuk singkat pada Jeongwoo yang lantas diangguki kecil olehnya.

Setelahnya kepala pelayan itu keluar meninggalkan mereka disana. Jeongwoo menghampiri Haruto yang tengah membaringkan Haru diranjang ukuran king size miliknya dengan pelan agar tak membangunkan putranya itu.

Haruto melirik Jeongwoo dari ekor matanya kala merasakan usapan lembut pada punggungnya. "Kenapa dia memanggilku Duchess? Apa dia tidak tahu aku laki-laki? Perlukah dia melihat penisku?" Cerca Jeongwoo sambil manyun-manyun tak terima.

Haruto memutar tubuhnya menghadap Jeongwoo, lengan kokohnya melingkar manis disekitar pinggang Jeongwoo. "Apakah Duchess tidak lelah? Mari beristirahat." Ajak Haruto sembari menggiring Jeongwoo untuk duduk ditepi ranjang.

Jeongwoo merengut tak terima dipanggil seperti itu. Wajahnya menengadah menatap Haruto dengan kesal, dan jangan lupakan bibirnya yang manyun-manyun sambil mengumpat lirih, membuat Haruto gemas sendiri. Dia menunduk sedikit dan mengecupi seluruh wajah Jeongwoo tanpa ada jengkal yang tersisa sedikitpun.

"Kau sangat menggemaskan Kitten." Ujarnya lalu mengecup bibir Jeongwoo sekali kemudian beralih pada kening Jeongwoo. Tangan besarnya menangkup wajah Jeongwoo, menatapi wajah manis dengan pipi gembil yang lucu seperti putra mereka.

"Aku tahu hihi.." kikiknya kemudian memeluk pinggang Haruto, Jeongwoo mengusakkan pipinya pada perut keras Haruto sambil terkekeh.

"Baiklah, mari istirahat. Haru juga tertidur lelap sekali bukan." Ajak Haruto lagi sambil memandangi Haru yang tidur dengan keadaan kedua tangan dan kaki membentang. Jeongwoo yang melihat itu tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya menatapi putra kecilnya telah tumbuh semakin besar.

Ya, Haru menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang sangat pesat. Dua hari lalu kalian mungkin menyebutnya seusia bocah berumur tiga tahun, tapi hari ini Haru sudah lebih tinggi seperti anak berumur 7 tahun. Wajah Haru sedikit banyak juga mulai berubah dari menggemaskan menjadi bocah lelaki tampan bersurai blonde yang terlihat seperti orang Eropa.

"Dia tidak terlihat seperti puteraku, Ruto-ya." Cicit Jeongwoo mengeluhkan hal tersebut. "Bagaimana bisa dia memiliki wajah setampan itu? Kalau dipikir-pikir, Haru bahkan lebih tampan darimu hehe." Kekehnya.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang