32.

3.7K 313 34
                                    

~👑~

🔞


HARUTO menyentak lepas celana yang dikenakan oleh Jeongwoo, menyisakan kemeja yang masih menggantung tak beraturan ditubuh pemuda itu sementara dirinya sendiri masih berpakaian lengkap. Bibirnya tak henti menjamah leher Jeongwoo, menyesap kuat dan meninggalkan tanda kebiruan disekitar bekas gigitan yang ia lakukan tadi. Sesekali Haruto juga menghisap darah Jeongwoo disela ciumannya.

Tak ingin kalah, Jeongwoo menarik lengannya turun dari leher Haruto untuk menanggalkan pakaian yang pemuda vampir itu kenakan. Pertama ia melepas jaz hitam kemudian melemparnya ke sembarang arah, dilanjut melepas kaitan kancing pada kemeja putih yang melekat pada tubuh atletis Haruto.

"P-pelann.. shhh.. Ruto.." Jeongwoo meringis saat merasakan hisapan kuat pasa lehernya, Haruto menyedot darahnya seperti orang kehausan. Semoga saja Jeongwoo tidak tumbang nantinya sebab Haruto benar-benar tak melepas hisapannya sama sekali.

Jeongwoo meremat pundak Haruto dengan kuat, kepalanya mendongak merasakan sensasi nyeri namun nikmat. Nafasnya terengah, bibirnya perlahan berganti pucat, tangannya mendorong bahu Haruto agar pemuda itu menghentikan kegiatannya.

Dengan begitu, Haruto menarik kepalanya, mengangkat pandangannya untuk menatap wajah pucat Jeongwoo. "Ayo langsung ke intinya saja." Ucapnya seraya membuka kaitan celana dan mengeluarkan kejantanannya yang sudah mengeras sejak tadi.

Haruto membalik tubuh Jeongwoo menghimpitnya pada pohon, tangannya memainkan penisnya, mengurutnya sebentar kemudian mengarahkannya ke lubang milik Jeongwoo. Dan detik berikutnya, pekikan Jeongwoo menyertai hentakan kuat Haruto yang melesakkan seluruh penisnya kedalam tubuh Jeongwoo.

"Ahh.. sshhh.. ughh.." Jeongwoo meringis merasakan sensasi nyeri pada lubangnya. Meski ini bukan pertama kalinya ia bercinta dengan Haruto tapi lubangnya tetap saja tak terbiasa dengan ukuran penis Haruto.

Haruto mengusap lembut perut Jeongwoo, ia memberikan kecupan di pundak serta tengkuk Jeongwoo agar pemuda itu rileks. Haruto sendiri juga meringis merasakan penisnya dijepit kuat oleh lubang Jeongwoo. Sensasi hangat dan basah yang melingkupi menjadi fetish tersendiri baginya.

Setelah dirasa cukup, perlahan Haruto mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Desahan Jeongwoo mulai mengalun seiring tempo pergerakan yang Haruto lakukan. Dengan tangan Haruto yang memilin puting kanannya sementara yang lainnya mengocok penisnya, Jeongwoo merasa bagai terbang merasakan serangan kenikmatan yang luar biasa.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu, milikku." Gumam Haruto lirih. Ia membuka mulutnya, memperlihatkan kembali taringnya untuk ditancapkan ke area leher belakang dekat pundak milik Jeongwoo, yang lagi-lagi membuat pemuda itu berteriak kesakitan karena kali ini Haruto menggigitnya dengan sangat dalam dan kuat meski tidak disertai hisapan.

Jeongwoo tidak tahu kenapa Haruto melakukan itu, tapi rasanya sungguh sakit. Rasanya nyeri luar biasa dan panas. Ia ingin melepaskan diri dari gigitan Haruto tapi penis yang sejak tadi menghamtam lubangnya mengalihkan fokusnya. Kepalanya hanya diisi oleh suara desahnya serta suara antar kulit yang saling bertubrukan.

Semakin kencang hentakan yang Haruto lakukan semakin dalam ia menggigit Jeongwoo. "R-Ruto.. unghhh.." Jeongwoo merapatkan kedua matanya, tangannya yang satu mengalung dileher Haruto sementara yang lain mengikuti gerak tangan Haruto di putingnya.

Dari gigitan itu keluar cahaya kebiruan samar-samar. Aura gelap keluar dari sekitar tempat mereka berada saat ini. Kekuatan Haruto melebar untuk membentuk perisai sihir agar tidak ada satupun mahluk yang mendekati tempat itu karena Haruto tidak mau acara senang-senangnya diganggu.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Where stories live. Discover now