6 | Kehilangan

2K 284 34
                                    

(Warning 21+ Suicidal Scene)
Mohon lebih bijak saat membaca. Ini hanya karya fiksi.

***

Author note :

Sorry kalau misal author note ini bikin ganggu baca kalian. Tapi aku pengen minta tolong ke kalian buat kasih tip di KaryaKarsa Noismela, entah berapapun itu aku akan sangat menghargainya. Thank you. 🩵

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Bagaimana bisa anak saya sudah dijemput keluarga tanpa memberitahu saya atau istri saya?" Seru Rimba geram. Guru Raline yang tadi menyerahkan Raline pada pria yang mengaku sebagai keluarga itu tampak menunduk ketakutan.

Rimba benar-benar marah besar.  Dengan emosi dia menendang pot bunga yang ada di dekatnya.

"Jika terjadi sesuatu pada anak saya, saya pastikan sekolah ini akan hancur di tangan saya. Dan itu termasuk anda." Ucap Rimba dengan nafas memburu. Kemudian tanpa menunggu lama, ia segera menelfon seluruh kenalannya untuk membantu mencari Raline.

"Mohon maaf sekali lagi, Bapak Rimba. Kami kira..." Rimba menyetop kata-kata guru TK itu dengan gestur telapak tangan.

"Saya tidak menerima alasan apapun." Rimba menatap para guru TK itu dengan penuh ancaman lalu berbalik pergi. Dengan tergesa ia kembali ke mobilnya lalu menuju kantor polisi.

Sementara itu, Raline sedang memeluk kakinya sendiri ketakutan. Saat ini ia sedang berada di sebuah rumah kontrakan yang sangat kumuh. Beberapa ekor tikus berseliweran di dekat kaki Raline.

"Takut? Hahaha." Vidi tertawa nyaring melihat ponakannya pucat pasi.

"Gitu aja takut. Aku kira kamu tak kenal takut seperti Kakakku." Ucap Vidi dengan tawa hambar. Pria itu menyambar roti bungkus yang baru saja ia beli dari minimarket.

"Makan. Aku nggak mau Kakakku sedih lihat kamu mati kelaparan."

Raline menangkap bungkus roti itu lalu memakannya dengan perlahan. Perutnya memang sudah lapar karena dia belum makan siang.

"Aku iri sama kamu." Vidi menatap ponakannya dengan raut muram.

"Sejak kecil aku sakit-sakitan, aku tidak pernah merasakan masa bermain yang bebas seperti Kakakku. Dan saat aku menemukan pasangan yang sangat mengerti aku, ternyata dia juga sama-sama penyakitan sepertiku. Pantas saja.. kami berjodoh, hahaha..." Vidi tertawa lagi. Pria itu kemudian berjongkok, menyejajarkan wajahnya dengan Raline.

"Kamu bisa melihat warna kematian, bukan? Aku jadi penasaran, warna apa yang kau lihat dari tubuhku sekarang?" Tanya Vidi tanpa ekspresi. Tawanya sudah memudar.

"...." Raline menelan ludahnya gugup.

"Jangan khawatir. Om nggak akan marah."

"A..bu-abu.." Raline menutup matanya rapat-rapat, takut melihat reaksi Vidi.

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Where stories live. Discover now