15 | Ternyata...

1.5K 247 21
                                    

Terima kasih Tersesat udah 10k dibaca. 🥰

Sebenernya mau up kemaren, tapi aku sakit (lagi-lagi) 😵‍💫 Kalian sehat-sehat ya.. Jangan lupa minum vitamin sama olahraga.

Selamat membaca :) Jangan lupa votenya, masa yang baca banyak tapi votenya nggak nyampe 50% dari total dibacanya. Sedih aku tuuh 😅

***

Orion, lelaki 21 tahun itu sedang merapikan kertas-kertas yang baru saja dicoret-coret dosen pembimbingnya.

Menjadi mahasiswa dengan beasiswa membuatnya harus berusaha lebih keras untuk lulus lebih cepat dari teman-temannya. Karena itu, saat teman-temannya sedang aktif-aktifnya berorganisasi atau sekedar main-main dengan adik tingkat, dirinya sudah harus memikirkan tugas akhirnya dengan serius.

"Ya ampun... dicariin dari tadi ternyata di sini." Dara, gadis berperawakan seperti model itu menepuk bahu Orion.

"Habis konsul tadi. Kenapa?" Tanya Orion.

Dara memutar bola matanya.

"Lupa ya, hari ini kita ada rapat angkatan, Beib." Seru Dara kesal. Hampir empat tahun ia mengenal Orion, lelaki itu selalu lupa dengan janjinya untuk datang di acara-acara kemahasiswaan. Padahal kehadiran Orion selalu ditunggu, terutama oleh para cewek yang mengagumi Orion. Termasuk dirinya.

"O-oh.. sorry, gue harus ngelesin hari ini."

"Nggak bisa izin sehari apa?" Kejar Dara, Orion sudah bergerak keluar kelas dengan memanggul ranselnya.

"Nggak bisa."

"Memang gajinya seberapa sih?" Dara menyamai langkah Orion yang panjang.

"Bukun urusan lo, kan?" Jawab Orion sambil melirik tajam Dara.

"Kenapa sih, lo cuek banget sama gue? Gue pernah bikin salah, sama lo?" Seru Dara sambil mencekal tangan Orion agar berhenti berjalan.

Orion menghela nafas berat. Sejujurnya ia tidak ingin berdebat dengan cewek di hadapannya ini.

"Gue beneran sibuk, Ra. Bukan cuma ke elo gue ngomong kayak gini." Orion melepaskan cekalan Dara dari tangannya. Matanya menyiratkan penyesalan karena mengabaikan permintaan teman kuliahnya ini untuk kesekian kali.

Dara mengepalkan tangan sambil memandangi punggung Orion yang semakin menjauh.

Gadis itu menghela nafas panjang, Orion tidak pernah memberi kesempatan untuknya masuk ke zona pribadi lelaki itu. Sejak awal.

***

"Iya, Mah? Iya, Orion baik-baik aja. Mama gimana?" Orion menjawab telfon Lintang sembari menunggu ojek online di gazebo kampusnya.

"Yon, Mama sudah dapat pinjaman uang buat ngontrak, besok Mama jemput ya. Nggak enak ngerepotin keluarga Bu Vio lama-lama." Perkataan Lintang membuat Orion membeku sejenak.

"...."

"Yon? Kamu denger Mama?"

"Iya Mah, Orion denger."

"Buruan beresin barang-barang kamu, ya Yon. Kita akan mulai semuanya lagi dari awal."

"Iya, Mah. Orion janji akan pulihin kondisi finansial kita. Mama hati-hati ya, besok kesininya. Salam buat Eyang."

Bertepatan dengan Lintang memutus sambungan telfon, ojek online sudah tiba di depan Orion.

"Alamatnya sesuai aplikasi?" Tanya supir ojol mengagetkan Orion yang tampak hilang  fokus.

"Iya pak. Sesuai aplikasi." Orion menjawab dengan lirih. Pikirannya seperi melayang entah kemana.

Sementara itu, di atas motor matic yang dikendarai oleh Qeith, Raline sedang memikirkan pernyataan cintanya ke Orion kemarin yang terburu-buru.

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang