21 | Back to The Start (END)

1.9K 231 22
                                    

🧡🧡🧡

"Yon.. Mama pesan satu hal sebelum Mama pergi, sayangi dan jaga menantu Mama. Jangan sakiti dia ya Yon. Mama sayang kalia...n.."

Itulah pesan Lintang sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Siang tadi, Orion membawa Mamanya ke rumah sakit seperti kata Raline. Dan benar saja, rupanya sang Mama sudah menahan sakit di dadanya semenjak sampai di kediaman Raline.

"Ibu anda mengalami Commotio Cordis, yaitu kematian mendadak akibat pukulan di bagian dada yang tidak segera ditangani sehingga mengganggu irama jantung. Apa.. Ibu anda pernah jatuh atau mengalami kekerasan sebelumnya?" Tanya dokter yang memberikab pertolongan terakhir untuk Lintang.

Orion menatap dokter dengan tatapan kosong.

"Saya tidak tahu dok."

"Biar Om yang bicara sama dokter, kamu jernihkan pikiran dulu." Rimba mendorong Orion keluar dari kamar rawat Mamanya yang mulai dirapikan. Orion menatap Mamanya terakhir kali dari sudut matanya.

Di luar pintu, Raline sudah menunggu dan segera memeluk Orion yang terlihat pucat pasi.

"Maaf... Maafin Raline, Mas." Ucap Raline berkali-kali di dada suaminya.

"Iya nggak papa, bukan salah kamu." Balas Orion lirih lalu melepas pelukan Raline dan berlalu pergi meninggalkan Raline dan Violetta yang menatap punggung Orion sedih.

Orion tidak menyadari kakinya sudah melangkah sampai di taman rumah sakit. Dia pun mengeluarkan ponselnya dari kantong celana.

"San.. ada sesuatu yang belum lo ceritain ke gue soal Mama?" Tanya Orion tanpa basa-basi. Di seberang sambungan telepon ialah Sani, gadis muda yang dipekerjakan sebagai asisten Lintang. Gadis yang baru lulus kuliah itu tampak meremas-remas ujung bajunya gugup.

"Bu Lintang nggak apa-apa kan, Mas?"

"Ada sesuatu yang lo sembunyiin dari gue." Orion melontarkan penyataan seraya menyugar rambutnya frustasi. Perasaannya sungguh campur aduk sekarang.

"Anu Mas.. su-suaminya Ibu kemaren datang ke rumah dan berantem sama Ibu. Ibu juga sempat di tendang, tapi Ibu nyuruh saya rahasiain ke Mas." Penjelasan Sani membuat tangan Orion bergetar. Dia segera menutup sambungan telfon tersebut dan memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Mas... "

Mendengar suara lembut yang begitu dikenalnya membuat Orion melonggarkan kepalan tangannya dan langsung menarik tubuh Raline ke dalam dekapannya.

"Sebentar saja... tenangkan aku sebentar." Bisik Orion lirih. Tubuhnya masih menegang dan tangannya bergetar.

Raline mengangguk dalam dekapan Orion lalu menepuk-nepuk pelan punggung suaminya tanpa mengatakan apapun.

***

Beberapa bulan setelahnya..

Raline sudah diboyong Orion untuk tinggal bersama di sebuah apartemen minimalis yang tidak jauh dari kampus dan restoran Orion.

Dengan berjalannya waktu, Orion mulai menata kembali tujuan hidupnya meski tanpa sang Mama.

Sambil mengelola restoran, Orion mulai mengambil kelas magister dan kini ia menjadi asisten profesor di Kampusnya sekaligus dosen muda.

Raline juga tidak mau kalah dan sekarang ia sedang belajar mengerjakan tugas rumah tangga dan memasak untuk suaminya sekaligus mempersiapkan diri untuk  masa orientasi kampusnya.

"Gimana, Mas? Enak?" Tanya Raline dengan cemas. Wanita itu meremas-remas apron hitamnya gugup.

Orion menyuap kedua kalinya tumis udang dan brokoli buatan Raline.

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Where stories live. Discover now