19 | Surprise

1.5K 240 41
                                    

Orion sedang bekerja saat Rimba datang ke Restoran yang baru saja di rintisnya bersama sang Mama. Lintang yang melihat kedatangan Rimba juga kaget, ia tidak menyangka akan mendapati sosok tetangganya itu datang sendiri dengan wajah serius.

"Pak Rimba ingin makan apa?" Tanya Lintang dengan menyodorkan daftar menu.

"Saya datang kesini ingin bicara dengan Bu Lintang dan Orion." Kata Rimba tanpa basa-basi. Orion yang melihat dari balik meja kasir segera menghampiri.

"Ada apa ya, Pak? Apa anak saya bikin salah?" Lintang tampak khawatir.

"Tenang, Ma. Biar Om Rimba bicara dulu."

"Maaf jika kedatangan saya membuat kalian terkejut. Saya kesini karena ingin meminta tolong pada Orion."

"Raline kenapa, Om?" Sahut Orion dengan cepat. Dia bisa merasakan bahwa kedatangan Rimba ini bersangkutan dengan gadis yang sudah lama tidak ia temui.

Rimba tersenyum tipis melihat reaksi Orion.

"Saya akan menceritakan sesuatu yang supranatural. Saya tidak akan memaksa Bu Lintang untuk percaya, tetapi ini realita yang terjadi di keluarga kami." Selanjutnya Rimba menceritakan bagaimana kondisi Raline dan latar belakang kutukan yang menimpa gadis semata wayangnya.

"Saya pernah menentang hubungan kamu dengan Raline, namun hari ini saya akan menariknya. Tong nikahi anak saya. Segera." Ucapan Rimba yang bernada kalut membuat Lintang dan Orion terkejut.

"Menikah? Tapi anak saya belum punya apa-apa untuk bisa menghidupi putri Bapak." Lintang menyahut. Ada nada sesal dalam suranya. Andai keluarganya tidak dililit hutang..

"Tidak ada masalah tentang itu, saya memang berencana tetap menghidupi anak saya sampai saya mati, mau dia sudah bisa bekerja atau menikah. Orion bisa sambil jalan membesarkan usahanya, kalau perlu saya akan berinvestasi pada restoran ini."

Ego Orion seperti tersentil mendengar ucapan jujur dari Ayah Raline. Tapi ia tahu, Rimba tidak memiliki maksud buruk dari kata-katanya barusan.

"Saya menyerahkan semuanya pada Orion, Pak. Karena dia yang akan menjalani." Lintang menimpali sambil menggenggam tangan anaknya di atas meja.

"Bagaimana? Kamu setuju, kan? Kalau Bu Lintang dan kamu setuju, saya akan mengatur pernikahan ini dalam tiga hari." Tukas Rimba dengan senyum tipis, membuat Ibu dan anak di hadapannya ternganga tidak percaya.

"Tiga hari, Om?" Orion melebarkan mata. Lintang masih speechless.

"Ya, karena ini adalah situasi mendesak. Kalau kamu siap, saya juga bisa menyiapkannya dalam semalam." Tandas Rimba dengan senyum asimetris.

***

Sejak semalam Raline merasakan kejanggalan dalam tubuhnya. Suhu badannya naik namun dia menggigil kedinginan.

Violetta sudah berkali-kali mengganti kompresnya, namun dia tidak mengalami perubahan yang berarti. Tubuhnya tetap menggigil dan demamnya tidak menurun sama sekali.

"Apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" Tanya Rimba khawatir. Di balik tubuhnya ada Radian yang sedang mengintip bagaimana kondisi Kakaknya. Radian tidak diizinkan Violetta berdekatan dengan Kakaknya karena Radian memiliki kondisi tubuh yang rentan sakit juga.

"Tidak perlu. Sepertinya ini hanya sementara. Kita bersabar saja, sampai besok."

"Raline sudah kamu beri tahu tentang besok?" Tanya Rimba seraya mendekati istrinya yang sedang duduk di tepi Ranjang Raline.

"Belum. Raline masih belum sadar." Jawab Violetta dengan wajah lelah dan khawatir.

"Biar Mas yang jagain Raline, kamu makan dulu sama Radian." Rimba mengelus pipi istrinya lembut. Ia tahu istrinya akan lupa makan saat anaknya ada yang sakit.

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Where stories live. Discover now