10 | Tersesat

1.9K 286 35
                                    

Jangan lupa masukin ke reading list kamu dan share cerita ini ya...

Makasih udah mau baca 😁

***

Malam ini Raline bermalam di dalam tenda dengan keempat temannya. Seluruh siswa diminta langsung beristirahat karena besok mereka harus mengikuti kegiatan outbond dan praktek memetik daun teh yang cukup menguras tenaga.

Karena itu, Raline berusaha keras untuk cepat tertidur. Sore hari tadi Violetta menyuruh Orion mengantarkan perlengkapan tidurnya yang membuat beragam reaksi iri dari teman-temannya.  Raline malu sekali, teman-temannya ada yang meminta Orion berkenalan dan mengajaknya ikut bermalam di tenda. Untung saja Orion bersikap santai, bisa mengikuti percakapan anak-anak SMA yang sedang cari perhatian ini.

"Tadi Kakakmu, Ra?" Tanya Dhita dengan berbisik, takut yang lain terganggu.

Raline menggelengkan kepala cepat, lalu menuliskan sesuatu di ponselnya. Raline akhirnya mendapat ponsel pintar pertamanya setelah Violetta membujuk Rimba dengan alasan keamanan. Selama ini hanya ponsel darurat yang diberikan Rimba untuk Raline, karena menurutnya itu sudah cukup dan memiliki ponsel pintar hanya akan memberikan lebih banyak dampak negatif untuk putri kesayangannya. Cyber bullying misalnya.

"Mas Orion tetangga aku. Tapi dia lagi tinggal di rumahku karena masalah keluarganya."

Dhita ber"oh" pelan.

"Ayo cepat tidur, besok banyak kegiatan." Kata Dhita sambil menarik selimutnya sendiri. Raline segera mengikuti. Ia pun mencoba untuk memejamkan matanya.

Ketika ia menutup matanya, tiba-tiba di alam bawah sadarnya Raline merasa seperti tersedot oleh sesuatu. Masuk ke dalam dunia yang sangat asing. Kakinya yang seperti melayang akhirnya mendarat di atas rerumputan yang hijau. Raline melihat ke sekeliling.

Dia melihat ilalang yang setinggi lutut berayun terkena angin. Raline bisa merasakan serbuk dandelion terbang menyerbu ke arahnya. Dan dibawah sana, pepohonan rimbun mengelilingi bukit yang ia pijaki.

"Sebentar lagi kita akan bertemu." Suara bisikan menggetarkan tubuh Raline. Suara berat yang tidak pernah didengarnya, namun mampu membuat darahnya berdesir.

"Kamu siapa?" Tanya Raline. Entah kenapa dia bisa bicara sekarang.  Bahkan Raline terkejut mendengar suaranya sendiri.

"Rahasia."

Dan Raline terbangun. Di tengah malam itu, Raline berjalan dengan mata tertutup, turun dari area camping ground menuju area kebun teh.

Gadis itu terus berjalan tanpa alas kaki melewati area kebun teh menuju ke arah hutan yang belum dikelola menjadi area wisata. Hanya sebagai spot foto di bagian luarnya saja.

Keesokan harinya, Dhita panik karena tidak menemukan Raline di dalam tenda. Bahkan  guru-guru juga tidak melihat sahabatnya itu sejak pagi.

Panitia yang bertanggung jawab untuk acara field trip kali ini bergegas menghubungi pengelola camping ground untuk mencari keberadaan Raline.

"Apa? Anak saya menghilang?" Seru Rimba saat menerima panggilan dari guru pendamping kelas Raline.

Rimba menggertakkan giginya.

"Bagaimana bisa?"

"Oke, saya ikut pencarian." Tutup Rimba dengan emosi menyeruak di dadanya.

"Raline beneran menghilang, Mas?" Tanya Violetta panik. Tidak menyangka akan terjadi hal seperti inu saat mereka begitu dekat untuk menjaga anak  gadisnya.

"Iya, kamu di Villa saja jaga Radian. Biar Mas yang cari." Kata Rimba tegas dengan memeluk erat istrinya, mencari kekuatan.

"Hati-hati ya Mas.."

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Where stories live. Discover now