8 | Awkward

1.9K 286 30
                                    

"Kenapa sih, lama banget." Seorang cewek berpakaian modis menampakkan diri.

"Gue bilang tunggu di motor aja, Dara." Orion menatap Dara dengan sebal. Cewek itu malah cengengesan mendekat.

Raline yang masih berjongkok karena lututnya berdarah segera bangkit berdiri. Mengabaikan uluran tangan Orion yang sudah menggantung akan membantunya.

"Siapa?" Tanya cewek itu lagi tanpa suara. Sedikit kaget melihat gadis kecil dengan darah sedikit mengucur dari lututnya. Warna darah di lutut Raline begitu kontras dengan warna kulit gadis itu yang seputih susu.

"Kakak kenapa?" Seru Radian begitu mendapati Kakaknya berdarah-darah. Lintang yang menonton dari depan pintu juga segera menghampiri untuk melihat kondisi Raline.

"Ya ampun, banyak darahnya." Lintang ikut berseru lalu membawa Raline masuk lagi ke dalam rumahnya. Diikuti oleh Orion, Dara, dan Radian.

"Istirahat dulu sebentar di sini ya, sayang. Nanti tante bilangin bunda biar nggak khawatir." Ujar Lintang setelah mengobati luka Raline. Wanita itu kemudian bangkit menuju rumah Raline yang ada di sebelah.

Raline diam menunggu, sedangkan Radian, bocah itu malah sudah asik makan bolu lagi.

"Siapa sih, beb?" Tanya Dara menuntut.

"Tetangga gue."

"Oh..."

Orion masih menatap tajam Raline, mengamati perubahan gadis itu.

"Ini kita jadi mau balik ke basecamp nggak sih?" Tanya Dara lagi mulai nggak sabar.

"Lo bisa pergi duluan, nggak? Gue lagi ada urusan sama tetangga." Kata Orion dingin. Cowok itu masih belum mengalihkan tatapannya dari Raline, membuat Raline jadi salah tingkah dan tidak tahu harus melihat kemana.

"Kamu ngeselin banget." Seru Dara menahan kesal lalu segera pergi dari rumah Orion dengan motor maticnya.

"Itu pacarnya ya, bang? Kok diusir?" Celetuk Radian sambil menyendokkan kue bolu ke mulutnya. Raline menahan nafasnya, juga ingin tahu ada hubungan apa antara Orion dan perempuan tadi.

"Bukan." Jawab Orion cepat. Lalu kembali meneliti Raline.

"Lo... Apa kabar?" Tanya Orion canggung. Raline segera mengeluarkan buku catatan dari tas kecil yang selalu ia bawa.

"Baik." Tulisnya dengan senyum tipis. Ada kehangatan yang ia rasa dari melihat sosok Orion kembali.

Orion menatap Raline bingung.

"Kakakku nggak mau ngomong." Radian yang menjawab wajah kebingungan Orion.

"Kenapa?"

"Ya nggak mau aja. Terserah Kakakku lah." Radian menyorot Orion galak. Bocah itu sudah selesai dengan potongan bolu terakhir lalu melompat turun dari kursi.

"Pulang aja yuk Kak." Raline melihat adiknya enggan. Gadis itu masih ingin melihat Orion.

"Tunggu sebentar." Kata Raline menggunakan bahasa isyarat. Hal itu tidak luput dari tatapan Orion.

Radian berdecak sebal.

"Lo.. punya hp? Boleh minta nomor?" Orion menengadahkan tangannya.

Raline menatap tangan Orion yang terbuka dan meletakkan tangannya di sana tanpa pikir panjang.

Orion melebarkan matanya, tak menyangka dengan reaksi Raline.

"Sudah-sudah, kita pulang aja Kak." Radian menyambar tangan Raline yang ada di genggaman Orion cepat dan menyeret Kakaknya pulang.

TERSESAT (Terdampar Season II) (END_revisi)Where stories live. Discover now