8

3.1K 141 1
                                    

Pada hari ini, Jaemin berencana untuk memberikan surprise ke rumah Jaehyun. Ia sudah membawakan begitu banyak belanjaan untuk mereka semua. Mulai dari baju hingga "alat bermain". Memang mereka baru saling mengenal beberapa hari, namun Jaemin begitu nyaman dengan mereka hingga berani membicarakan hal-hal yang sebenarnya kurang pantas untuk dibicarakan.

"YEOROBUUUUNN!!!"

...

"Ahjuma!"

"Ya, dek Jaemin?"

"Pada kemana?"

"Oh... Mereka lagi ada tugas, yang ada di sini cuman Tuan Jaehyun... Sini belanjaannya biar ahjuma yang bawain."

"Okiii~ Aku ke Jaehyun ya, ahjuma~"

"Jangan terlalu berisik, dek Jaemin! Tuan lagi ada rapat."

"Siap!"

Semenjak Jaemin sering datang, Jaemin dan kepala pelayan rumah Jaehyun menjadi dekat. Bahkan Jaemin menganggapnya seperti ibu keduanya. Jaehyun pun sedikit terkejut saat mendengar Jaemin berbicara dengan pelayan dengan begitu sopan.

"LICK, LICK, LICK, LICK!!

I WANT TO EAT YO' DICK!!

BUT I CAN'T FUCK UP MY NAILS~!

SO IMMA PICK IT UP WITH CHOPSTICKS!!!

MOUTH WIDE OPEN-"

"Jaemin, seriously?"

Jaemin bernyanyi dengan suara besar yang tak begitu mengenakan di telinga. Masalahnya bukan hanya itu, ia bernyanyi di ruangan Jaehyun, pada saat Jaehyun sedang rapat.

"Siapa suruh hyung lama. Yang lain juga pergi ga bilang-bilang. Kenapa ga ngajak coba? Kesel lama-lama."

"Mereka lagi bunuh orang, kamu mau ikut?"

"MAU LAH! Kenapa ngga? Menambah ilmu tentang anatomi tubuh."

Jaehyun merasa dia baru saja menemukan psikopat. Tapi tak apa, dirinya menyukai Jaemin karena hal ini juga. Jaemin yang agresif adalah salah satu kink-nya.

"Kapan kelar? Ke mall yuk! Ato mau main di ranjang aja?"

Entah sejak kapan Jaemin berada di samping Jaehyun. Walaupun tak terlihat di kamera, tetap saja Jaehyun merasa risih dengan keberadaannya,

"Daddy~"

Apakah hal itu efektif pada Jaehyun? Tentu saja iya. Jaemin bahkan memainkan jarinya di dekat selangkangan Jaehyun yang tak bersalah.

"Let's play~ I'm bored..."

"Jaemin, I'm still in a meeting."

"That's why I want to play~ I want to play while you're in the meeting~ Ng?"

Aegyo milik Jaemin memang meluluhkan hati Jaehyun, namun Jaehyun tidak bisa mengiyakan hal ini terjadi. Dengan penuh keberanian dan mata laparnya, Jaemin mulai membuka ikat pinggang yang Jaehyun kenakan. Matanya tetap melekat pada muka Jaehyun seiring ia membuka kancing celana Jaehyun. Perlahan jemari lentiknya menurunkan resleting milik Jaehyun dan mengelus pelan calon teman bermainnya.

"Why are you so big? Mau cepet-cepet main sama Nana ya? Hihihihihihi~"

"Bagaimana Sajangnim? Apakah ada masukan untuk rencana kali ini?"

Jaehyun sedikit terkejut saat namanya dipanggil, namun ia tetap dengan tenang membuka mic-nya

"Rencana kali ini sudah cukup bagus, tapi belum sesempurna biasanya. Saya yakin pasti ad- Ergh... Jaemin!"

Teriakan mematikan milik Jaehyun terdengar, membuat semua orang di dalam meeting online itu menelan ludah mereka masing-masing. Berbeda dengan Jaemin yang terlihat puas dengan permainan lidahnya.

"Intinya kalian masih harus mengembangkan rencana ini. Musuh kita masih bisa menyerang dengan rencana itu. Saya akan lanjutkan meeting ini besok. Sekarang kalian semua boleh pergi."

Jaehyun langsung mematikan laptop miliknya dan mengangkat Jaemin ke atas pangkuannya.

"Kamu mau apa sih, hm?"

Muka Jaemin sudah memerah karena terlalu asik menyedot penis Jaehyun. Jujur saja, penis Jaehyun terlalu besar bagi mulut Jaemin. Saat Jaemin sedang mengatur napasnya, tiba-tiba Jaehyun menarik kasar dagu si manis dan melumat bibir bengkaknya dengan agresif. Tentu saja Jaemin tak ingin kalah dalam permainan ini. Ia juga ikut memainkan lidahnya tak kalah kuat.


Entah sejak kapan sekarang kedua insan ini sedang bercumbu di atas ranjang milik sang dominan. Keduanya sudah tak memakai sehelai pun kain di badan mereka. Leher jenjang Jaemin dipenuhi dengan noda-noda ungu dan teman kecilnya sudah mengacung tinggi ke atas. Tak beda jauh dengan Jaehyun yang sekarang seperti orang kesetanan meraup puting si manis. Desahan dan erangan terdengar di seluruh ruangan, seolah ingin memberitahu bahwa mereka sedang bercinta.

"Ahhh~ More Daddy~"

"Akh! Sa-kit!"

Tanpa memperdulikan rintihan Jaemin, Jaehyun terus menerjang lubang sempit Jaemin dengan kedua jarinya. Rintihan Jaemin perlahan menjadi desahan kencang bagaikan melodi bagi telinga Jaehyun. Membuat Jaehyun semakin cepat melakukan kewajibannya hingga Jaemin mendekati klimaksnya.

"Angh! Kenapa berenti?!"

"Not now, kitty."

"What- AWW!!! Fuck it hurts!"

Jaehyun menghentakan seluruh penis besarnya ke dalam lubang ketat milik Jaemin. Bahkan bisa terlihat darah yang menetes di antara persatuan mereka. Jaehyun memberikan Jaemin waktu sebelum kembali bergerak dengan kasar.

"AW! Hyung! Akh jangan gerak dulu! Sakit! AAAAA!!!"

"Try to enjoy it, baby."

"Akh! Stop hyung, sumpah demi patung nasional di sungai Nil ini sakit banget anjir!"

Jaehyun tetap bergerak kasar pada lubang Jaemin sembari melumat bibir Jaemin, guna untuk membungkam mulut Jaemin. Setelah merasa Jaemin mulai terbiasa dengan gerakannya, Jaehyun melepaskan ciumannya dan fokus menghancurkan lubang si manis.

"Ah! Daddy! Too deep! Anghhh~ Ahhhh~ Slow- down..."

"CROOTT CROOTT!!"

"Ahhh hyung stop! Ahhh~ capek~ Anghhh! Ahhh! Dad-"

"CROOTT!!"

"Sumpah hyung!"

Di waktu sesingkat itu Jaemin mengeluarkan cairan klimaksnya 2x, namun Jaehyun bahkan masih menghentakan penisnya dalam tempo tak beraturan. Entah kapan mereka akan selesai berolahraga.




Pray for Jaemin guys! Jangan lupa vote & comment!

That Teacher Who I Like [2Jae]Where stories live. Discover now