19

1.9K 97 4
                                    

Jeno dan Renjun telah sampai di tujuan mereka. Awalnya Jeno ingin mengantar Renjun pulang ke rumahnya, tetapi melihat badan Renjun yang masih gemetar ia tak tega meninggalkan kekasihnya sendirian di rumahnya. Karena itu Jeno memutuskan untuk membawa Renjun pulang bersamanya. "Ayo masuk. Hari ini nginep di rumah aku aja." Renjun hanya mengangguk patuh dan mengikuti langkah Jeno.

"Jeno? Oh- Ini Renjun ya? Ayo sini masuk!" Irene menyapa Renjun dengan hangat. Namun Renjun masih saja terdiam. Ia takut terjadi sesuatu pada dirinya dan Jeno. "Oh ya, Jeno. Besok kamu tolong kasih barang itu ke Jaemin ya? Itu punya Mommy Yoona ketinggalan tadi pas main ke sini." Renjun langsung menggelengkan kepalanya. "Jangan! Jangan masuk! Besok jangan kemana-mana!" Irene hanya bisa menatap Renjun bingung. Tak lama setelahnya, Donghae pun keluar dari ruang kerjanya dan melihat situasi menegangkan dihadapannya. "Ini siapa ya?" Tanya Donghae. "Pi, ini Renjun..." Donghae mengangguk dan melihat Renjun yang masih terisak dengan kepala tertunduk.

"TING TONG!!!"

"Jaehyun... Silahkan masuk." Donghae langsung membawa Jaehyun ke ruang tamu. "Lee Jeno-shi? Huang Renjun-shi?" Semua orang menoleh ke arah Jaehyun yang masih terbalut rapi dengan jas kerjanya. "Ya pak?" Jawab Jeno sedikit ragu. "Maafkan saya atas kelancangan saya tidak siang. Saya terlalu tersalut emosi mendengar Jaemin direndahkan." Jaehyun bahkan membungkukkan badannya 90 derajat pada mereka membuat Donghae panik. "Jaehyun, tolong jangan seperti ini. Anda tidak bersalah apa-apa." Donghae menegakkan kembali tubuh Jaehyun. "Tidak. Saya memang salah karena telah mengancam mereka. Maafkan saya atas segalanya. Untuk menebus kesalahan saya, saya akan memberikan apapun yang kalian inginkan." Donghae langsung menggeleng ribut. "Tidak perlu, Jaehyun. Anggap saja masalah ini sudah selesai. Saya juga pernah berhutang budi pada anda."

"Baiklah. Tapi jika kalian mengalami suatu masalah, jangan segan-segan memberitahu saya. Kalau begitu saya izin mengundurkan diri terlebih dahulu." Donghae mengangguk dan mengantar Jaehyun sampai depan rumahnya.

"Jeno, Renjun, kalian bisa istirahat duluan. Besok ga usah masuk kuliah dulu ya?" Ucapan Irene diangguki oleh sepasang kekasih itu dan Jeno pun langsung menuntun Renjun ke kamarnya. "Honey, biar aku yang jelasin ke mereka. Kamu ngomong sama aku aja." Donghae pun duduk dan menceritakan semuanya sesuai permintaan sang istri.

"Maaf aku ga pernah ceritain ini ke kamu, tapi percayalah. Jaehyun baik. Dia bahkan rela sekarat demi aku, Hon... Sekarang ngeliat dia udah punya orang yang dia sayang, aku ga mau Jaehyun kehilangan Jaemin. Aku tau Jeno bisa bahagia tanpa Jaemin, tapi Jaehyun ngga, sayang... Kamu liat kan betapa protektifnya Jaehyun ke Jaemin? Aku yakin dia juga bisa bahagiain Jaemin. Dan Renjun... Aku punya feeling Jeno mulai sayang sama Renjun. Dia perlahan mulai lupain Jaemin dan menurut aku it's a good thing. Mereka bisa bertemen dengan sewajarnya, tanpa ada perasaan aneh lagi." Irene menganga mendengar penjelasan Donghae. "Kok kamu kayak lebih sayang Jaehyun daripada Jeno?! Pasti ada sesuatu!"


"Nggh~ Ga mau hyung... Pusing banget..." Jaemin terus mendorong bubur polos yang sedang disuapi oleh Jaehyun. Jaemin sungguh merasa dirinya sial. Padahal ia hanya ingin akting sakit di depan Jaehyun. Tapi kenapa dia malah demam beneran? "Na... Kalo kamu ga makan kamu ga bisa minum obatnya." Mulut Jaemin semakin cemberut. Matanya mulai berkaca-kaca. "Huwaaa~ Ga mau hyung~ Ga sukaaaa~" Jaehyun menghela napasnya panjang dan menaruh mangkuk bubur itu di nakas mejanya. Jaehyun menyendokkan bubur itu ke dalam mulutnya, menahan wajah Jaemin dan menyuapkan bubur itu dari mulutnya ke mulut Jaemin. Jaemin terlalu shock untuk bergerak. Setelah Jaemin menelan habis buburnya, Jaehyun kembali duduk di pinggir ranjang. "Sekarang minum obat."

Kedelapan orang yang sedang mengintip merasa iri dengan interaksi kedua insan di dalam ruangan. "Sialan Jaehyun manjain Jaemin terus. Iri gw sama dia." Taeyong mengelus punggung Yuta. "Sabar ya, mungkin jodoh lu udah mati duluan." Jawaban Taeyong berhasil membuahkan tonjokan dari Yuta. "Tapi kok Jaemin bisa tiba-tiba sakit beneran ya?" Ucap Johnny yang membuat semua orang terdiam. "Karma sih kalo kata gw mah." "Tolol Chan."


"Hyung..."

"Hm?"

"Dingin..."

"Mau hyung peluk?"

Jaemin mengangguk dan tentu saja Jaehyun langsung menariknya dalam pelukan erat. Tak lupa ia menghujani wajah Jaemin dengan kecupan singkat. "I love you, Jaemin."



yuhuuu~ aku up lagi ehe~ Jangan lupa vote & comment!!

That Teacher Who I Like [2Jae]Where stories live. Discover now