22

1.7K 86 3
                                    

Langit sudah mulai gelap. Donghae dan keluarganya beserta Renjun memutuskan untuk mengundurkan diri dan segera pulang. Siwon dan Yoona pun mengantar mereka keluar dari ruang rawat VVIP itu. Saat pintu terbuka, terlihatlah sosok Jaehyun yang masih senantiasa duduk di kursi depan ruangan. Tatapannya begitu kosong. Sangat berbeda dengan Siwon dan Yoona yang merasa semuanya baik-baik saja. Tanpa mengganggu Jaehyun, Donghae dan lainnya pergi ke parkiran ditemani oleh Siwon, sedangkan Yoona menghampiri Jaehyun dan duduk disebelahnya.

"Jaehyun-shi..." Jaehyun mengangkat kepalanya dan menengok ke arah Yoona. "Ya?" Suara Jaehyun terdengar serak. "Jaemin ga bakal kenapa-napa kok. Saya yakin. Dari dulu dia memang sering mengancam nyawanya sendiri." Jaehyun mengerutkan keningnya. "Maksudnya?" Yoona pun tersenyum manis. Ia mulai bercerita tentang kecelakaan-kecelakaan yang Jaemin alami.

"Jadi... dulu pas Jaemin masih kelas 6 SD, dia mulai bertemen sama Jeno. Dari dulu dia ga punya temen karena sikapnya yang selalu ngerasa dirinya itu raja. Jeno itu satu-satunya anak yang mau main sama dia, dan mau dia suruh-suruh. Makanya Jaemin ga pernah nganggep Jeno sebagai ancaman. Pas dia dan Jeno lagi main sepeda, Jeno udah bilangin dia jangan main di tengah jalan, tapi anaknya memang suka ngebangkang dan alhasil Jaemin ketabrak mobil. Kecelakaan itu cukup parah dan Jaemin sempet amnesia. Tapi amnesia itu ga merubah sikap Jaemin. Dia masih seenak-enaknya dan masih membangkang. Untungnya Jeno selalu jaga Jaemin. Pas Jaemin masuk SMP dia jadi pendiem. Anak-anak baru pengeeeeen banget bertemen sama dia, tapi dia sama sekali ga mau ladenin mereka semua. Cuman Jeno seorang yang bisa ngobrol sama Jaemin.

Pas Jaemin naik kelas, dia pindah sekolah. Tentu Jeno ikut pindah. Jaemin mulai lagi cari masalah dimana-mana. Dia ikut geng balap motor tanpa kami ketahui. Awalnya kami curiga karena dia minta dibeliin motor. Tapi karena Siwon ga bisa menolak permintaan Jaemin, akhirnya dia beliin motor itu untuk Jaemin. Tapi baru 2 bulan setelah dibeliin dia udah kecelakaan lagi karena temennya yang sengaja nabrak dia. Saya inget banget dia balapan di daerah yang rawan kecelakaan dan akhirnya tulang punggung dia retak dan dia ga bisa bangun dari tempat tidur selama 6 bulan. Sisa waktu sekolahnya kami putuskan untuk Jaemin mengikuti homeschooling. Tapi hal itu membuat Jaemin punya hobi baru aneh lainnya. Mulai dari koleksi kamera dan speaker, sampe bangun tempat penampungan anjing untuk anjing-anjing jalanan. Karena kami pikir Jaemin perlu teman, kami bolehin Jaemin untuk kuliah offline dengan syarat harus terus bersama Jeno. Jeno selalu menginformasikan kami dimana Jaemin berada. Sampe akhirnya dia ketemu orang bernama Jaehyun. Orang pertama yang berani mengusik tidurnya dan keangkuhannya. Dia mulai berubah karena kamu, Jaehyun-shi."

Jaehyun terdiam. Apakah dirinya memberi pengaruh besar pada Jaemin? Bukankah dirinya hanya akan memberikan pengaruh buruk pada Jaemin? Bagaimana bisa Jaemin berubah karena dirinya? Kira-kira itulah isi pikiran Jaehyun saat ini. Tak lama kemudian, Siwon telah kembali dan menghampiri Yoona dan Jaehyun. "Sayang, kamu capek? Mau pulang? Jaehyun-shi, bisa saya titipkan Jaemin pada anda?" Jaehyun langsung mengangguk tanpa banyak bicara. Siwon dan Yoona pun berpamitan dengan Jaehyun dan pulang ke rumah mereka. Jaehyun kembali terduduk dengan wajah yang masih lesu.

"PRANGG!!"

Jaehyun langsung masuk ke dalam ruangan setelah mendengar suara pecahan kaca dari luar. Terlihatlah Jaemin yang telah terbangun dan sedang duduk sambil merentangkan tangannya untuk menggapai gelas yang jatuh. "Jaemin! Sejak kapan kamu sadar? Kenapa kamu langsung duduk kayak gini? Udah ini biarin hyung yang beresin, kamu tiduran lagi aja." Jaemin tidak diberikan kesempatan untuk menjawab Jaehyun dan Jaehyun langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Jaemin.

"Jaemin-shi, sudah berapa lama anda tersadar?" Winwin merasa aneh karena Jaemin bertingkah laku seakan dirinya tak pernah mengalami kecelakaan. Bahkan mukanya tidak pucat seperti orang sakit. Satu-satunya hal yang membuat dia seperti pasien adalah perban di lehernya. "Udah dari tadi sih. Mommy berisik banget tadi, jadi gw tidur lagi." Winwin hanya bisa mengerjapkan matanya. Jaemin adalah pasien pertama yang bisa setenang ini setelah melalui operasi intensif. "Apa leher anda perih atau nyeri?" Jaemin mengangguk. "Iya, kalo gerak sakit. Pakein penyangga leher dong." Winwin pun tersenyum ramah pada Jaemin dan membungkukkan badannya. "Baik, akan saya lakukan permintaan anda dengan segera. Untuk sekarang saya izin undur diri dahulu." Setelah Winwin keluar dari ruangan, Jaehyun kembali menghampiri Jaemin.

"Jaemin... You alright?" Tanya Jaehyun. "Iya, tapi lu siapa ya?" Jaehyun membeku saat mendengar jawaban Jaemin. "Kamu... ga inget hyung?" Jaemin hanya menggelengkan kepalanya dengan muka polosnya. "Ah, Daddy nyuruh lu jagain gw ya? Untunglah, gw kira bakal Jeno lagi yang disuruh." Jaehyun tidak bisa menahan air matanya. Walaupun ia berusaha untuk menahan isakannya, Jaemin tetap bisa mendengar bahwa Jaehyun menangis.

"Eh, ya ampun hyung! Sorry tadi aku bercanda... Hyung... Aku inget hyung kok..." Jaehyun menutup matanya dengan telapak tangannya. Ia merasa malu dan sedikit marah pada Jaemin karena telah membuatnya sangat khawatir. Jaemin langsung beranjak dari ranjangnya dan memeluk Jaehyun. "Hyung... Sorry... Aku ga nyangka hyung bakal nangis... Hyung, forgive me please..." Jaehyun akhirnya membalas pelukan Jaemin dengan erat dan hati-hati. Ia tak mau luka di leher Jaemin terbuka kembali. "Jangan pernah kayak gitu lagi. Hyung bener-bener khawatir kamu lupa sama hyung tau ga?! I love you Jaemin..." Jaemin pun tertawa kecil dan mengelus punggung Jaehyun hingga kekasihnya itu tenang.



Jaemin nachal. Jangan lupa vote & comment guys!

That Teacher Who I Like [2Jae]Where stories live. Discover now