7

3.2K 139 4
                                    

"Jaemin, Daddy 'kan udah pernah bilang jangan terlalu kasar sama Jeno. Kamu kenapa sih gitu terus?"

"Dia gak seru, Dad! Ish. Dia bikin risih terus."

"Fine, tapi dia udah nganggep kamu sahabat loh. Dia yang terus urusin kamu di sekolah. Masa kamu harus jahat gitu?"

"Ya gw risih, Dad. Coba aja Daddy ada temen cewe yang nganggep Daddy sahabat. Terus dia deketin Daddy terus padahal Daddy udah bilang ga suka sama dia."

"Umm... Emang seburuk itu? At least kamu bisa ngomong baik-baik ke dia tentang perasaan kamu. Daddy yakin kamu ga pernah ngomong sama dia."

"..."

"Sana balik, Daddy masih ada kerjaan."

Sudah 1 minggu setelah perbincangan Jaemin dan Siwon tentang Jeno. Jeno masih terus menempel pada Jaemin, namun Jaemin yang biasanya selalu menolak dan mengatai Jeno sekarang lebih banyak diam dan membiarkan Jeno melakukan hal-hal yang ia inginkan. Saat selesai kampus, Jaemin langsung meninggalkan Jeno dan pergi ke rumah Jaehyun untuk bermain dengan teman-temannya. Jujur, awalnya Jeno senang karena Jaemin sudah tak lagi menolaknya. Tetapi ia merasa semakin lama semakin jauh dari Jaemin. Interaksinya dengan Jaemin menjadi lebih sedikit. Jaemin tetap menjadi berandalan pada anak lain, namun jika bersangkutan dengan Jeno, Jaemin langsung diam. Jeno menjadi bingung dengan sikap Jaemin.

"Jaem, hari ini mau ku antar pulang ga? Sekalian aku mau ketemu Mommy."

"Hm? Ga usah nanti gw ada yang jemput."

"Oh, siapa?"

"NANA!!!"

"Oh, itu orangnya. YO! CEPET BANGET LU?"

"Of course demi Nana tercinta~"

"Jijik Chan, Mark kemana?"

"Nunggu di mobil. Tadi dia keluar mobil diserbu ciwi-ciwi bro." Jawab Haechan sambil merangkul Jaemin. "Ini siapa?"

"Ah, Jeno. Jen, lu kalo mau ketemu Mommy ya udah sana. Gw masih mau jalan. Bye."

"Ahh... Bye Jaem..." Jawab Jeno

"Eh, si setan ga ikut?" Ucap Haechan sembari mengambil alih tas Jaemin.

"Dia masih ada kelas kayaknya. 'Kan gw bolos."

"Anjay teman~ Lanjutkan kebiadabanmu!"

"My pleasure~"

Merekapun berbincang sembari perlahan meninggalkan Jeno.

"Jen, masih di sini?" Ucap Renjun sambil memutarkan kunci mobilnya ditangan. Jangan lupakan tas selempang besarnya yang ia pegang menggunakan 1 tangan di atas pundaknya.

"Oh, Kak Ren? Iya hehe~ Ini baru mau pulang..."

"Oooo... Naik apa? Mau nebeng?"

"Ah, gapapa Kak. Nanti aku bisa naik bis."

"Udah ikut aja sini."

Renjun menarik tangan Jeno untuk mengikutinya. Jeno terkejut dengan sentuhan Renjun. Ia tak pernah dipegang oleh siapapun sebelumnya, kecuali sang ibu dan ayahnya tercinta.

"Rumah kamu dimana?"

"Ehm... di deket mall XXX Kak... Ini alamatnya." Jeno tidak lupa dengan janji temunya bersama Yoona. Ia bahkan langsung memberikan peta jalannya kepada Renjun, membuat Renjun terpelongo heran.

"I-Iya okay... Mari meluncur~"

"..."

"By the way kamu sama Jaemin memang deket ato gimana?"

"Ehm... Kami udah saling kenal sejak kecil Kak. Ga sedeket yang Kakak kira sih..."

"HAHAHAHA kesannya kayak cinta bertepuk sebelah tangan."

Jeno terdiam, ia menunduk dan mengepalkan kedua tangannya pada baju yang ia pegang. Renjun menoleh melihat Jeno karena tak mendapatkan reaksi dari adik angkatannya itu.

"Eh... Tapi gapapa... Gw juga pernah gitu kok! Emang ga jodoh sih..." Lagi-lagi Renjun membuat Jeno semakin overthinking. "Sorry, sorry..."

"It's okay Kak... Mungkin memang aku kurang pantes buat dia..."

"Ya udah, kalo gitu coba move on aja. Dia udah suka sama orang lain 'kan? Cari orang yang memang cocok sama kamu, Jen. Jangan kayak gini ih, jadi kek pengemis."

"... I'll try..."

"Yowes. Kita dah sampe, ga mau turun?"

"Ah, makasih banyak Kak untuk tumpangannya..."

"Sip. Kapan-kapan lagi~"

Dengan demikian, Renjun meninggalkan Jeno di depan rumah Jaemin. Kalimat Renjun terus mengiang di kepala Jeno. "Gimana caranya move on?" Jeno terus termenung di tempatnya, tak menyadari ada orang yang sedang menghampirinya.

"Jen? Ngapain kamu di luar? Ayo masuk ke dalem, nanti Daddy panggilin Mommy."

"Ah, iya Dad. Makasih..."


"Kasih tau gw, pasti tuh orang tadi suka sama lu 'kan?" Tanya Haechan penuh penasaran

"Hhhhh... Mungkin gw terlalu cakep kali ya? Dia dari dulu nempelin gw terus padahal dah gw kasarin."

"Mungkin dia suka BDSM macem gitu bro!"

"Chan mulut lu anjir!" Mark langsung membekap mulut Haechan dan melihat ke arah sekelilingnya yang sudah menatap mereka aneh.

"Make sense sih bro!" Balas Jaemin

"Pengen rasanya gw telpon Jae hyung..."

"Abis ini kita kemana lagi?"

"Hmm... Dior? Make up gw dah mau abis."

"Najis. Kemaren lu baru beli 'kan?"

"Gw ga suka warna packaging-nya."

Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar percakapan kedua pria manis ini.




AYO JENO! KAMU PASTI BISA! Jangan lupa vote & comment guys!

That Teacher Who I Like [2Jae]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon