12

2.2K 101 14
                                    

"Mark, gimana rasanya?" Tanya Johnny sambil tertawa girang.

"Sakit bego."

"Jadi... Kita mau bales mereka ga?" Ucap Taeyong kepada Jaehyun yang masih dipeluk oleh Jaemin.

"Ga perlu, yang penting semuanya gapapa sekarang."

"Jae, jangan lupa lu masih jadi dosen." Celetuk Johnny.

"Ah- Bener juga... Jaemin kamu ga ikut kelas?"

"Umm... Nope?" Jawab Jaemin.

Siwon dan Yoona memutuskan untuk pulang setelah berpamitan dengan mereka semua. Awalnya Yoona tak mau Jaemin tetap berada di sana, tetapi dengan gombalan dan bujukan yang dilontarkan oleh Siwon akhirnya ia pasrah dan memperbolehkannya.


"Kak Ren?"

"Yo! Udah lama ga ketemu. Mau makan bareng ga?"

Jeno dan Renjun tak sengaja bertemu di kantin saat sedang jam istirahat. Selama beberapa hari ini Jeno merasa kesepian. Tentu saja karena tidak ada Jaemin-nya tercinta.

"Jadi dah move on?" Jeno menggelengkan kepalanya.

"Kalo gitu coba aja confess lagi." Jeno menggelengkan kepalanya lagi.

"Terus lu mau gimana?"

"Menurut kakak aku harus gimana?"

Sebenarnya Renjun ingin menempeleng adik angkatan di depannya ini, namun ia masih berusaha sabar.

"Gimana kalo coba cari orang baru yang bisa lu jadiin pelampiasan."

"M-Maksudnya?"

"Lu cinta 'kan sama Jaemin? Cari orang untuk jadi pelampiasan cinta lu."

"Tapi aku ga kenal orang lain..."

"Umm..."

Suasana begitu canggung. Jeno menatap lekat Renjun bergerak gusar. Renjun mengerti apa maksud dari tatapan Jeno, tapi ia tak tahu harus berbuat apa.

"Intinya... cari orang."

"Kak..."

"..."

"Gimana kalo kakak?"


"Pertama-tama, lu harus tampil lebih manly, lebih cool! Gw ga mau sama orang tampang lusuh kek gini."

"Ah... iya..."

"Bukan ngerendahin! Intinya sok cakep aja. Lu aslinya cakep kok kalo di otak-atik."

"M-Makasih..."

"Kedua! Jangan ngomong kayak gitu. Percaya diri itu kuncinya. Tapi gapapa yang ini bisa pelan-pelan. Intinya kalo sama gw ga usah jadi pendiem. Keluarin aja apa isi hati lu."

"Okay."

"Yup! Gitu. Terus ketiga, inget. Ini bukan balas dendam, tapi lu berusaha untuk move on. Jadi jangan jauhin dia. Ngerti?"

"Siap!"

Pada akhirnya Renjun dan Jeno sepakat untuk saling membantu. Renjun membutuhkan pacar, dan Jeno membutuhkan pelampiasan. Let's say... friends with benefits? Jeno dan Renjun berbelanja di mall terdekat untuk memperbaiki style-nya. Tanpa disangka, Jeno sangat sangar menggunakan kemeja-kemeja dan jas yang Renjun pilihkan. Tak lupa mereka pergi ke salon dan mengubah model rambut mereka. Renjun mewarnai rambutnya menjadi hitam, dan Jeno menjadi blonde dengan undercut yang begitu menggoda. Renjun pun puas saat melihat hasil rambut Jeno. Tak sedikit wanita yang memotret interaksi mereka berdua.

"Kak-"

"Panggil Ren aja."

"Ren... Makasih ya..."

"Jangan senyum kayak gitu, hati gw ga aman anjing."

"Ah, maaf."

"No! Jangan ngomong maaf gitu, lu harus kayak jual mahal. Bilang 'Oh.' gitu!"

"Tapi ga sopan..."

"Coba aja."

"Oh."

"Oh my god, yes! Okay hari ini kita sampe sini aja dulu. Jangan lupa besok pake baju yang tadi dicoba ya."

"Okay~"


"Kamu kemana aja- Jen?" Irene tercengang melihat rambut Jeno dan belanjaan di tangannya. Selama ini Jeno tak pernah berbelanja.

"Mi! Hari ini aku diajak belanja sama kak Renjun!"

"Kamu... Gapapa 'kan?" Tanya Irene dengan hati-hati.

"Aku seneng! Mulai besok aku pacaran sama kak Ren." Donghae langsung menyemburkan kopinya.

"Apa?" Tanya Donghae memastikan ia mendengarkan hal yang benar.

"Iya, aku sama kak Ren setuju buat pacaran."

"Kamu yakin? Bukannya kamu-"

"Yakin Mi! Percaya sama aku."

"Mami percaya sama kamu sayang... Sekarang mandi gih, bau keringet kamu."

"Okay~ Good night Mi, Pi."

"Anak kita kenapa sayang?" Tanya Irene pada suaminya.




Jangan lupa vote & comment!

That Teacher Who I Like [2Jae]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن