Prolog

111 10 8
                                    

Priiiitt ...!!

Peluit berbunyi menandakan kedelapan perenang yang sudah berbaris di tempatnya masing-masing itu untuk naik ke atas papan. Mereka bersiap mempertaruhkan peluang dan kesempatan kali ini untuk lolos sebagai pemenang. Tidak terkecuali seorang gadis yang menempati posisi papan urutan ke lima itu.

Dengan setelan renang berwarna abu-abu membalut pas di tubuhnya yang ramping, Gita menatap ke depan dengan penuh percaya diri. Sekalipun penampilan dirinya hari ini sebenarnya cukup mencolok di antara perenang yang lain. Sebabnya adalah karena warna penutup kepala Gita yang begitu mentereng dengan warna pink terang. Persis dengan warna kacamata renangnya yang senada.

Pun demikian Gita tidak terlalu memusingkan hal itu.

Gadis yang masih fokus menunggu aba-aba itu sempat berdoa di dalam hatinya agar bisa membawa kemenangan untuk turnamen kali ini. Tubuhnya sontak begitu ringan melompat ke dalam air usai sang wasit memberikan aba-aba. Riuh penonton dari tribun seketika menggema. Itu membuktikan bahwa bukan para peserta saja yang antusias pada perlombaan itu. Tetapi pendukung mereka juga riuh menyuarakan semangat agar jagoan mereka bisa keluar sebagai juaranya.

“Semangat Gita! Kamu pasti menang!!” seruan semangat dari sahabat Gita teredam oleh suara dari supporter lain. Namun demikian mereka tetap tidak berhenti berteriak untuk memberikan dukungannya kepada sahabat mereka.

“Yaaa ... bagus, Git! Lo harus lebih cepat lagi jangan sampai tersalip!” suara lain datang dari satu-satunya cowok di antara dua orang cewek yang sejak tadi menyuarakan nama Gita. Tidak tanggung-tanggung, Rudi sengaja berbicara menggunakan toa agar suaranya bisa terdengar oleh Gita. Hal itu tentu mendapatkan protes dari kedua cewek di sampingnya.

“Yang ada Gita bakal gak konsen, bego!” sela Annisa dengan menjitak kepala Rudi menggunakan pom-pom yang dia bawa.

“Gak usah gangu gue deh, lo! Ini tuh cara gue, jadi lo gak usah ngalangin gue. Lihat aja tuh Gita semakin semangat karena dia dengar suara dukungan gue buat dia!” sanggah Rudi diakhiri juluran lidah untuk gadis cantik di sampingnya itu.

Terlihat di area pertandingan, memang Gita begitu semangat mendayungkan tangannya membelah air untuk bisa meraih papan finish tercepat di antara yang lain. Gadis itu hanya menatap bayangan papan penghitung waktu yang dia harapkan akan semakin dekat untuk bisa dia raih. Sedikitpun Gita tidak menoleh untuk melihat apakah dirinya tersalip atau tidak. Bahkan dia juga tidak peduli pada sorakan para penonton yang merasa gemas akibat posisi Gita yang bisa di bilang sejajar dengan peserta nomor satu. Mereka sudah tidak sabar siapa yang akhirnya berhasil menyentuh papan skor lebih dulu.

***

Baru pemanasan ya. Stay tune aja dan nantikan kelanjutannya yang lebih seru lagi besok di jam yang sama😉😉

Dear You, Gita! ✔ [Sudah Terbit]Место, где живут истории. Откройте их для себя