23 - Kekalutan

18 0 0
                                    

David pulang ke studio dengan wajah yang semrawut. Rambut acak-acakan bahkan pakaiannya juga sudah tidak serapi pagi tadi. Jasnya dia lepaskan dan kemeja putih yang kusut itu keluar sebagian. Oh iya, David juga belum mandi atau berganti pakaian setelah masuk ke kolam menyelamatkan Gita tadi. Tidak ada yang aneh jika saat ini David terserang flu. Berkali-kali laki-laki itu menyusut hidungnya yang mulai berair.

“Lo mandi dulu dan langsung istirahat, Dav,” pesan Gilang sebelum pulang ke rumahnya sendiri. Gilang juga harus mengambil motornya yang masih ada di basemen hotel tempat acara ulang tahun Sasa tadi. Atau terpaksa ia akan mengambilnya besok sebab hari sudah sangat malam. Tubuhnya sangat lelah.

“Draft yang kemarin, lo kirimkan saja ke gue. Malam ini gue kerjakan.”

“Jangan aneh-aneh,” sergah Gilang. Ia menyuruh David untuk istirahat malah laki-laki itu hendak bekerja lagi.

Tapi David tidak memedulikan omelan Gilang. Dijatuhkannya tubuh ke sofa ruang tengah. Tangannya memijat pelipis yang pusing. Bukan karena David sakit kepala, tapi karena persoalan Gita yang memaksa pikiran untuk bekerja secara ekstra.

“Bos, gue minta maaf ya ... seharusnya gue gak ninggalin Gita sendirian,” Pandu menunduk takut saat meminta maaf pada David itu. Sejak tadi ia juga merasa bersalah. Kalau saja ia tidak meninggalkan Gita. Lebih baik ia ajak saja Gita, maka kejadian hari ini pasti tidak akan pernah terjadi.

“Udahlah, Ndu. Bukan salah lo kok. Harusnya gue yang jagain Gita,” ujar David pasrah.

“Tapi kenapa Gita bisa jatuh ke kolam ya, Dav? Gue masih merasa aneh. Padahal posisi Gita juga gak mepet banget ke kolam renang.” Gilang mengingat kembali di mana David dan dirinya terakhir kali meninggalkan Gita. Jelas-jelas itu masih jarak aman dari kolam renang. Jadi bagaimana Gita bisa tiba-tiba terjatuh ke sana?

“Gue gak tahu, Gil. Gue lagi malas mikirin itu. Sekarang yang terpenting alasan kenapa Gita menolak kehadiran gue.” Rasa frustrasi tampak jelas di wajah tampan David. Ia sepertinya benar-benar dibuat pusing dengan tingkah Gita. Gilang menghela napasnya dan mengajak Pandu untuk pergi saja dari sana. Membiarkan David sendirian dalam ketenangan. Tapi mungkin malah semakin tidak tenang.

***
.
.
.
PART SELANJUTNYA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN







by Emma RO

Dear You, Gita! ✔ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now