Ekstra Part 2

20 1 0
                                    

Satu bulan telah berlalu dari sejak David mengalami koma. Selama itu Gita masih giat berlatih berjalan. Saat ini kakinya sudah bisa digerakkan meski belum bisa kuat diajak berjalan tanpa bantuan alat. Itu juga baru beberapa langkah. Sehingga Gita masih membutuhkan kursi roda untuk bisa membawanya ke mana-mana.

Pagi ini Gita ingin mengunjungi David lagi. Gadis itu pergi ke toko bunga. Memilih bunga yang ingin dia rangkai sendiri untuk dimasukkan ke dalam vas di kamar rawat David. Gita ditemani oleh Risa dan Annisa.

“Bunga ini bagus, Git.” Annisa menyodorkan satu tangkai mawar berwarna merah muda.

“Memangnya mau nembak?” komentar Gita yang lalu membuat Annisa terbahak.

“Daisy?” tanya Annisa saat Gita meminta bunga jenis itu beberapa tangkai yang berwarna oranye pada penjaga toko bunga.

“Iya. Mamanya Kak David suka bunga ini. Katanya selain bentuknya yang cantik, maknanya juga bagus. Kegembiraan. Kata itu yang selalu ingin diberikan untuk seluruh anggota keluarganya.” Gita memandangi bunga di tangannya dengan intens. Pandangannya berarti sangat dalam. Gadis itu mengingat kembali ketika David bercerita tentang bunga kesukaan almarhumah mamanya itu.

Gita jadi merindukan waktu di mana ia menikmati kebersamaannya dengan David.


***

Ruang rawat David hari ini sepi karena Leo ada rapat penting. Pandu dan Gilang juga sedang mencoba mempertahankan studio meski kemerosotannya sangat terasa. Tidak ada yang bisa memotret sebaik David. Gilang terhitung bisa tapi masih kurang sempurna dalam mengatur angle dan cahaya. Sedangkan Pandu basisnya bukan di fotografi. Pemuda itu lebih lihai dalam desain grafis dan manajemen promosi.

Dalam kondisi seperti itu jelas mereka harus fokus dan bekerja keras bagaimana pun studio itu tetap harus bertahan. Sembari menunggu dan terus berharap bahwa David akan kembali.

“Kak David, hari ini Gita bawakan bunga Daisy. Wanginya penuh banget di sini. Semoga Kakak bisa menciumnya dan cepat-cepat bangun. Lihat deh warnanya cantik banget.” Sekuat tenaga Gita menahan tangisnya ketika berbicara dengan laki-laki itu. Jantung David masih berdetak normal jika menurut alat pendeteksi, tapi David belum ingin bangun.
Mungkin saja di dunia bawah sadarnya David sedang tersesat. Sehingga ia tidak bisa langsung pulang. Untuk itu dokter menganjurkan agar dilakukan obrolan pada orang yang sedang koma agar bisa mengenali suara dari dunia nyata.

“Gita harap Kakak akan segera bangun,” ucap Gita terakhir kali setelah puas bercerita mengenai proses rehabilitasinya.

Karena setelah ini ia memiliki jadwal terapi, jadi ia hanya bisa sebentar saja menengok David. Tidak lupa gadis itu berjanji akan datang lagi setelah latihannya selesai.



***
.
.
.
SISA PART HANYA ADA DI BUKU TERBIT
NANTIKAN PREORDER "DEAR YOU, GITA!" DALAM BEBERAPA HARI LAGI






by Emma RO

Dear You, Gita! ✔ [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now